Semua kekuatan yang hakikatnya hanya milik Allah. Sekiranya kita hanyalah makhluk yang hanya bisa mendekatkan diri kepada Sang Kuasa. Tak berhentinya rasa syukur yang kami panjatkan yang mungkin baginya hanya titik belaka. Pastinya karunia yang tak terhitung oleh batas apapun "Infinite". Waktu yang berjalan tanpa henti, amal baik dan buruk terus berjalan. Tapi entahlah, amal baik atau buruk yang telah berpihak pada hidup yang telah dijalankan.
Karena tiada sembunyi yang bisa aku singgahi, aku menuju senyummu lagi. Pertemuan yang tak terganti menjadikan pertemuan diantara hati yang suci. Pada senja yang juga kita pernah bertemu dengan malu malu. Ditempat yang terbangun oleh sayap lebah meninggalkan resah.
Raffi, Nabila, Keanu dan Salsa, bertemu dalam relung bayangan yang menjadikan relasi tak bertepi. Dengan endapan rasa dalam hati. Jujur akan perasaan yang terus menguji kian waktunya tiba semua itu akan ditepati.
Tenang, semua itu apabila waktunya tiba akan muncul dengan sendirinya. Nabila yang tahun ini sibuk dengan semester 5 yang kerap akan mengadakan Studi Pengayaan Lapangan pada salah satu sekolah di Tahiland. Dan Salsa yang sibuk menyelesaikan analisisya terhadap beeberapa virus yang melanda negeri Cina. Raffi dan Keanu yang masih sama sibuknya dengan Nabila yang ingin menjalankan Studi Pengayaan Lapangan yang ternyata takdir Allah menaruhnya dan Keanu di salah satu Bank ternama di Indonesia. Salsa sebagai sosok yang terlahir sebagai seorang pembicara yang merupakan hobi yang ia acungi sejak kecil. Sedikit demi sedikit hobinya tersebut menjadi saksi dimana ia terlatih sebagai seorang mc, moderator bahkan seorang host yang disambinya menjadi seorang reporter dikala SPL nya untuk menyelesaikan gelar dokter. Ia menjatuhkan dirinya sebagai seorang dokter. Ia lahir dari keluarga yang terdidik untuk menumbuhkan dengan kepedulian yang tinggi. Karena dari nenek, kakek, sepupu, tante, paman bahkan ayah ibunya pun berdiri menjadi seorang dokter. Bukan karena silsilah keluarga yang menuntutnya menjadi seorang dokter tapi dirinya yang sudah puas akan hobinya sebagai pembicara dan menobatkan dirinya untuk meneruskan rumah sakit keluarga miliknya. Kesuksesan yang hampir diraihnya ini mekiliki beribu kisah.
"Salsa.!"
"Kenapa kamu bengong..?"
Mukanya yang terbesit olehnya seauatu itu tidak bisa membohongi dirinya yang memikirkan masa kelamnya. Masa dimana orang tuanya masih hidup. Kematian yang membuatnya menjalani semua usaha dalam dirinya dan dunianya. Infinite Power, menjadi patokan yang akan membangun dirinya.
"Aku ingin mencari seseorang..!"
"Siapa..?"
"Adik tiri yang selama ini aku tak tau wajahnya, apalagi isi hatinya, karena kami terpisahkan oleh jarak. Dimana ia harus tinggal bersama nenek dan kakek. Entah dimana mereka tinggal. 23 tahun sudah aku melawati masa penasaran yang tak kunjung henti. Aku tak diperbolehkan oleh ayah dan bunda. Setelah kematian ayah dan bunda rasa penasaran ini mulai mengusikku untuk bergerak."
"Kamu percaya kan ..., Infinite Power yang kamu miliki akan terbatas tanpa bantuan Allah SWT, aku akan membantumu mencarinya."
"Makasih ya Bil.... kamu emang sahabat titipan Allah, best deh pokoknya, Jazakillah."
Sepotong curhatan yang mengisi volume kisah menutup perbincangan mereka pada siang hari ini.
Raffi dengan Keanu berjalan menjajaki halaman kampus sembari berkata, "Aku ingin menceritakanmu sesutu dimana mimpi buruk yang selalu menyertai tidurku, ujar Keanu yang menatap tajam muka Raffi."
" Aku bermimpi dimana kita berada pada satu suku yang akan terpecah belah. Suku A dan B yang sama sama mati dalam ranah penyesalan. Karena seutas tali pembatas diantara mereka putus. Karena suatu lahan yang dijadikan permasalah."
"Pertanda apa itu fii..?"
"Entahlah, bumi ini hanya Allah yang punya."
"Semoga tali persaudaraan kita tidak seperti seutas tali yang ada dimimpimu ya..."