Gift or curse
Satu headline pada situs baca online sekolah membuat semua orang melirik pada Lily.
'Apakah Kecantikan Akan Tergeser Oleh yang Lebih Pintar' Begitu kira-kira.
Tidak bisa dipungkiri tetap ada yang tidak suka lily. Yang sering memuji bukan berarti tidak mau mencaci.
Dunia sekan terbalik, semua yang di kantin jadi berbisik-bisik. Padahal mereka juga yang menyapa ramah Lily setiap pagi.
Kalau ada yang bilang semua ini adalah konsekuensi jadi orang tersorot, Lily hanya mikirkan satu kunci masalah. Apakah dia meminta orang-orang untuk peduli padanya? Bahkan jika harus memilih, hidup jadi siswa normal akan jadi opsi terpilih.
"Kita pindah aja gimana?" Citra sedikit khawatir pada Lily, bagaimanapun itu bisa melukai temannya.
"Ngga usah, kan gue belum makan." Lily mencoba tutup telinga.
Tapi Lily masih manusia, hatinya pun bisa sakit. Yang bisa dia lakukan hanya berusaha biasa saja, memasukkan makanan yang terasa hambar, walau perut sudah tidak lagi lapar.