Arrogance is a fragile material.[William Shakespeare]
Seseorang dengan rambut sebahu berjalan menarik kaki kurusnya, keluar dari ruangan dengan papan kecil bertuliskan "Ruang BK". Suasana hati siswi yang tercetak nama "Rapuca Alana" pada badgenya itu sangat ruwet, seruwet ujung kertas ditangan yang sedikit diremasnya. Ingin cepat melupakan, dia segera kembali ke kelas untuk melanjutkan pelajaran yang sempat dia tinggalkan.
Nyatanya masalah itu lebih lihai mengambil alih pikiran Puca. Kalau begini jangankan mengikuti lomba itu, materi harian pun bisa jadi tidak ter-cover.
Bel berbunyi, semua berhambur pergi. Di depan pintu kelas sudah berdiri seorang siswa laki-laki yang menunggu untuk pulang bersama Puca. Tidak ada komando, hanya rutinitas yang seakan membuat jadwal untuk mereka selalu bersama.
Namanya Bara Mahesa. Pintar dan tampan, membuat Puca sedikit risih ketika berjalan di sampingnya. Para penggemar Bara banyak yang pasang mata waspada, sangat kurang kerjaan menurut Puca.
Sejak kecil keluarga mereka sudah dekat, bahkan setelah Puca jadi yatim piatu keluarga Bara masih menaruh perhatian padanya.
"Bagaimana registrasi lombanya? Selesai?" Bara memulai pembicaraan, karena teman kecilnya itu tidak akan melakukannya.