Relationswitch

Khnafia
Chapter #8

8 | GREENTEA

Hello! Who are you?

"Hai? Benar ini ruang klub Olimpiade?"

Dia hanya menatapku sekilas, lalu kembali melihat kertas. Mungkin dia tidak dengar, jadi ku ulangi pertanyaanku sedikit keras.

"Brisik!" Tatapannya jadi marah.

"Aku hanya bertanya." Tidak kusadari nada bicaraku juga ikut meninggi, dia sangat menyebalkan.

"Ya lo pikir aja sendiri! Tiap hari lo ke sini gangguin gue bawa segudang masalah, terus tiba-tiba lo ngga tau ini ruangan apa?" Dia menaikan volume musik, sengaja agar aku melihatnya, "caper mulu, basi!"

Mendengar itu, sepertinya memang aku yang menyebalkan di sini. Melihat siluet Bu Sari datang, dengan tergesa aku memilih tempat duduk di depan, setidaknya jauh dari anak tadi. Tapi ternyata tahu Bu Sari datang, dia juga berpindah ke depan, di meja sebelahku.

"Sudah datang Lily?" Aku hanya membalas dengan anggukan. Ternyata Bu Sari adalah guru pengampu di sini.

"Langsung saja kita bahas soal, bisa langsung mengikuti kan?"

"Bisa Bu!" jawabku dan orang di sebelah serentak, setelah itu tengokkan kasar darinya terlihat dari ekor mataku.

Sadar juga akan keterkejutan anak itu, Bu Sari menjelaskan tentang keberadaanku.

"Oh iya Jey, mungkin kamu belum tahu, Lily juga akan mewakili sekolah kita dalam olimpiade ini."

Oh namanya Jey.

Sekarang dia sedang melihatku, membuat kami saling bertatap. Tapi kegiatan itu terputus saat dia tertawa meremehkan. Dengan tatapan lain aku mencoba meminta penjelasan dari Bu Sari kenapa Jey seperti itu. Tapi Bu Sari hanya tersenyum meyakinkan.

"Kerjakan dulu soal ini, sampai nomor dua puluh lima, nanti kita bahas bersama." Setelah memberikan satu paket soal, Bu Sari pamit keluar, meninggalkan aku dan Jey dalam atmosfer tidak menyenangkan.

"Biar apa?" Jey bersuara, entah berbicara dengan siapa.

"Kalo mau caper di luar aja, di sini lo cuma bikin mood belajar gue ilang." Ternyata dia berbicara padaku.

"Maksudnya apa? Aku di sini juga mau belajar." Tidak kuhiraukan, aku melanjutkan fokus dengan soal. Siapa juga yang datang untuknya.

Mungkin Jey juga tidak ingin berdebat terlalu jauh, dia memilih tidak membalas perkataanku.

Bu Sari datang, soal siap dicocokkan. Jey salah tiga nomer, dan aku tidak lebih banyak. Apakah kehadiranku benar-benar menghacurkan mood-nya? Haha.

Di perjalanan keluar sekolah, Jey mendahuluiku, "Apa kau membayar orang untuk mengerjakan soalmu? Keras sekali usahamu." Dengan tawa meremehkan--lagi dia menutup kalimatnya lalu berbelok menuju tempat parkir.

Sebenarnya apa yang sudah aku lakukan kepadanya sampai-sampai dia begitu membenciku.

_______

Bel masih lima belas menit lagi, mungkin bisa kemanfaatan untuk mengetahui sedikit tentang Jey-Jey itu. Mungkin bisa membantu untuk berinteraksi lebih baik dengannya.

"Cit?" Panggilanku hanya dibalas dengan angkatan alis.

"Anggap saja aku amnesia atau apa--

"Udah kok dari kemaren." Citra memotongku santai.

"Aah begitu, boleh aku tanya tentang Jey?" tanyaku setengah berbisik.

"Lo lupa juga sama dia? Astaga lo abis jatuh dari mana si Ly?"

Aku hanya terkekeh kaku.

"Jey yah?" Citra sedikit menerawang, "Lo suka sama dia, tapi dia ngga."

Oke.

"Lo setiap hari beliin dia susu kotak, tapi selalu Jey kasih sama temennya."

Seorang Lily yang dermawan?

"Oh ini! Lo tau Jey ngga pernah ke kantin tapi lo sewa kantin tiga hari cuma buat Jey."

Lihat selengkapnya