Bagas memutar mulai videonya sambil menjelaskan isi pikirannya pada teman-temannya...
"Guys, aku kemarin malam menyelinap ke sini, karena dataku ada yang tertinggal di komputer. Gak tahu kenapa tadi malam aku ingin lihat hasil pengintaian dari kamera cctv. Saat aku ingin mengecek kamera cctv yang aku taruk di depan gudang, aku menemukan video ini. Ini rekaman video saat malam terjadinya peristiwa keracunan pak Pram, tapatnya sabtu malam tanggal 3 Oktober 2020. Namun, yang anehnya ini rekaman kejadian beberapa menit sebelum kejadian itu. Coba lihat baik-baik." Jelas Bagas sambil menyuruh teman-temannya memperhatikan video itu sampai selesai.
"Saat pukul 21.52 WIB ada dua orang misterius yang masuk ke basecamp kita. Satu perempuan rambutnya diikat kebelakang mengenakan jaket putih bermasker hitam dan yang satunya laki-laki mengenakan jaket dan topi hitam, dan masker yang menutupi wajahnya. Apa orang itu salah satu dari kalian? Karena hanya personil 'Infidaco' dan penjaga sekolah yang memiliki kunci ruangan ini." Tanya Bagas penasaran.
"Aish, kamu menuduh kami, Gas?! Aku hari sabtu malam ada di rumah nenek." Ketus Intan.
"Kami gak keruangan malam itu, Gas." Jawab teman-temannya serempak. Putri hanya diam, dan Aldi tidak merespon karena ia baru masuk sekolah kemarin.
"Ish, iya.. iya. Aku gak nyangka kalian kok." Utas Bagas.
"Aku hanya penasaran saja, apa yang mereka lakukan disini?! Gak ada barang yang hilang di sini. Apa yang sebenarnya mereka lakuka?! Namun, setelah masuk ke dalam mereka gak muncul untuk keluar ruangan lagi. Dan anehnya, tadi pagi aku cek jendela belakang, jendela itu tak terkunci. Padahal kita gak pernah buka jendela itu." Jelas Bagas sambil memegang keningnya.
"Hmm... Mungkin mereka yang mencoba meracuni pak Pram?!" Sela Intan.
"Bisa jadi tuh!" Celetuk Radit.
"Eh, ada beberapa video lagi. Ini kejadian pukul 21.58 WIB, ada seseorang di depan pintu gudang, posturnya seperti seorang cowok yang menggunakan masker dan jaket parasut warna hitam. Dia berdiri di depan pintu seperti menunggu seseorang dengan sebuket bunga mawar dan sebuah kotak yang orang itu pegang. Coba kalian amati." Pinta Bagas.
"Ish, buket bunga itu? Kotak itu?! Persis seperti yang aku pungut di depan pintu ruangan ini." Gumam Putri dalam hati.
"Heh, Put. Mikirin apa kamu?!" Aldi menyenggol Putri yang duduk bersila di samping kanannya. Mereka semua memang duduk lesehan dengan alas yang sudah mereka beli diwaktu awal mereka menjadikan tempat ini sebagai basecamp, saat ini mereka seperti lihat layar tancap saja, hehe... Sedangkan Bagas berdiri di samping kiri layar proyektor.
"Ah, kamu mengagetkanku, Al." Jawab Putri agak jengkel. Pikirannya masih memikirkan buket bunga dan kotak yang ada di video yang Bagas putar barusan.
"Siapa sebenarnya lelaki itu?" Putri mengerutkan keningnya dan memegang keningnya dengan jari telunjuk tangan kakananya, sedangkan tangan kirinya ia silangkan di depan perutnya. Pikirinnya sangat kusut pagi ini. Seperti beberapa bukti berangsur-angsur ia temukan satu demi satu, tapi tak mampu ia pecahkan siapa pelaku sebenarnya dalam hal itu.
"Aku harus segera memberi tahu Aldi dan menyusun rencana." Gumam Putri dalam hati sambil merogoh ponselnya yang ada di saku seragamnya, ia menulis chat untuk orang yang ada di sampingnya. "Al, nanti jam 10.00 WIB tolong temui aku didekat pagar samping sekolah. Ada yang ingin aku bicarakan." Aldi melirik teman di sampingnya. Dan menulis sebuah chat. "Oke." Seuntai senyum terlihat samar-samar dari lelaki berkacamata ini.
"Ada satu video lagi, awalnya aku kira orang berjaket olimpiade di video ini Putri, tapi gak mungkin karena Putri masih ada perlombaan di Jakarta saat itu." Argumen Bagas sebelum memutar video yang ke 3.