Aldi yang sedang menunggu Putri, mencoba meminta bantuan Bagas. Ia menelfon temannya itu.
"Hallo, Bagas. Ingat rencana kita kemarin, kan? Tolong taruk benda itu di depan ruang OSIS, ada sesuatu yang ingin aku selidiki di sana."
"Kenapa di ruang OSIS, Al? Apa orang yang kita cari ada sangkut pautnya dengan anggota OSIS?"
"Jangan banyak tanya, Gas ... Kita lihat saja apa yang akan kita temukan di sana." Ucap Aldi dan mengakhiri panggilan telfonnya.
Selang beberapa menit Putri datang membawa kimchi bokkeumbap yang sudah ia buat barusan.
"Kayaknya lezat nih..." Pernyataan Aldi membuat Putri malu. Putri menaruk sepiring nasi goreng kimchi di meja depan Aldi. Aldi menghirup aromanya, seakan ingin langsung melahapnya.
"Eh, Put. Kamu gak lupa sesuatu, kan?" Aldi mengamati nasi goreng di depannya.
"Hah? Apa, Al?" Ia bingung sambil melihat sepiring nasi goreng yang ada di hadapan temannya itu.
"Telor mata sapinya mana?"
"Hah?! Emang gak ada ... Aku tidak memasaknya." Ucap Putri agak malu-malu.
"Ish, nasi goreng tanpa telor mata sapi kurang lengkap, Put."
"Sebenarnya aku gak tahu cara buatnya." Putri tertunduk lemas.
"Kamu punya telor dan teflon?"
"Ada di dalam."
"Oke, akan aku ajarkan cara membuat telor mata sapi spesial ala chef Aldi." Ucapnya penuh percaya diri.
"Eh, jangan... Kata ayah gak boleh masukin lelaki ke rumah kalau aku lagi sendirian." Ucapnya memcoba menghentikan langkah Aldi yang akan masuk ke dalam rumahnya untuk memasak telor mata sapi.
"Ish... Aku hanya buat telor mata sapi saja. Akan aku ajarkan padamu." Akhirnya Putri mengiyakan perkataan Aldi dan mengantarnya ke dapur.