Relay

Lyinspi
Chapter #25

BAB 24 Penyelidikan Part 16

Aldi meminta Bagas untuk menunjukkan hasil rekaman suara dari sadapan suara yang Johan taruh di seragam Sita tadi. Mereka pun mendengarkan pembicaraan Sita dan Caca saat ada di ruang OSIS. Mereka terkejut dan seolah tak percaya dengan apa yang mereka dengar.

"Jadi Caca yang nyebar berita itu? Gue gak terima!!!" Kesal Rendi yang ingin langsung memarahi Caca sekarang juga, tapi hal itu dicegah oleh Aldi.

"Sebaiknya jangan terburu-buru." Ucapnya pelan sambil mendengarkan lagi hasil rekaman suara.

"Gue harus memberinya pelajaran. Jangan halangi gue!!" Rendi naik pitam.

"Kita gak boleh ceroboh dalam bertindak." Jelas Aldi. Akhirnya Rendi memutuskan untuk tetap diam di basecamp 'Infidaco' dan tidak menemui Caca sekarang. 

Radit yang merasa panik, tiba-tiba kebelet pipis. Ia berlari menuju toilet. Ketika ia sampai di depan ruang kepala sekolah, tak sengaja ia mendengar seorang lelaki mengaku pada pak Adi (kepala sekolah) kalau ia yang menyebarkan foto-foto dan berita tentang Putri tadi pagi. Mendengar hal itu, Radit yang mengintip dari celah pintu langsung menelfol Bagas, kalau pelaku penyebaran berita itu adalah Tomi (sekertaris OSIS). Setelah menyampaikan apa yang ia dengar pada Bagas, Radit segera pergi ke toilet karena tidak bisa menahan pipisnya lagi. 

Di basecamp, Bagas yang mendapatkan kabar itu dari Radit, langsung memberi tahu Aldi. Namun, Aldi masih berpikir dua kali untuk mencurigai Tomi sebagai penyebar berita tersebut, karena ia tahu Caca lah yang bertanggung jawab dalam hal itu.

"Kita harus selidiki hal ini." Pinta Aldi. Sekarang masalah penyelidikan mereka bertambah, yaitu menyelidiki Sita, Caca dan Tomi.

"Kenapa semuanya semakin runyam?!" Gumam Aldi dalam hati, sambil memikirkan langkah apa lagi yang harus mereka lakukan sekarang.

Tiba-tiba ponsel Aldi berbunyi. Ada panggilan masuk dari nomer baru, Aldi langsung menerima panggilan itu.

"Hallo, Aldi?"

"Iya."

"Kita bisa bertemu sebentar ... Gue ingin memastikan anting yang loe temuin, benar punya gue."

"Owh... bisa. Kita ketemuan di ruang musik saja, sekarang..."

"Oke." Panggilan terputus.

"Siapa yang nelfon?" Tanya Rendi. Aldi menunjukkan nomer baru yang menelfonnya barusan pada Rendi.

"Ish... itu nomer Caca, ngapain dia nelfon?" Ketusnya.

"Sepertinya dia ingin bernegoisasi dengan ku, masalah anting yang Putri temukan saat penyelidikan kemarin." Jelas Aldi sambil beralih dari posisinya. Lelaki ini meminta tolong teman-temannya agar menyelidiki Sita dan Tomi, sedangkan ia ingin mengintrogasi Caca seorang diri.

Aldi meminta Bagas, Nana dan Sisi mencari Tomi dan membawanya ke aula untuk diintrogasi. Sedangkan Intan, Johan dan Rendi mengawasi Sita.

***

Di ruang musik, Aldi menunggu kedatangan Caca. Akhirnya cewek itu datang.

"Sudah datang? Ayok duduk sini." Pinta Aldi yang sudah menyiapkan dua kursi untuk mereka duduki. Caca pun duduk di kursi yang sudah Aldi siapkan.

"Kamu cari anting ini ya?" Tanya Aldi sambil menunjukkan benda yang ada di plastik transparan yang dipegangnya.

"Iya."

"Kamu yakin ... anting ini milikmu?" Tanya Aldi sekali lagi. Caca mengangguk. Lalu Aldi menjelaskan kalau sebenarnya anting yang ia temui itu adalah milik dari cewek yang menjadi tersangka dalam kejadian yang menimpa pak Pram malam itu.

"Hah?!" Cewek ini kaget.

Lihat selengkapnya