Relay

Lyinspi
Chapter #4

BAB 3 Masuk Sekolah

Putri melangkahkan kakinya menuju pinggir jalan ... menunggu taxi online yang ia pesan lewat applikasi. Beberapa menit ia masih menunggu di depan kantor polisi, ia terlihat gerah hingga membuka maskernya dan hanya mengenakan face shield. Seketika terlihat seorang lelaki mengenakan masker berlambang 'infinite' dan sebuah tas ransel yang melekat di punggungnya berlari begitu cepat menuju ke arahnya. Lelaki itu menabrak Putri dan membuat ponselnya terpental, ponselnya jatuh di trotoar. Lelaki itu tetap berlari tanpa menoleh ke arah Putri karena seekor anjing jenis pit bull mengejarnya.

Putri segera memungut ponselnya, semoga saja ponselnya tidak mati. Namun, nyatanya ponselnya mati dan tidak bisa digunakan lagi. Suasana menjadi hening, Putri menatap ponselnya begitu fokus, sekarang ia ingin marah dan emosinya tidak karuan. Ia berlari mengejar lelaki yang baru saja membuat ponselnya mati. Udara seakan begitu panas membuat gadis ini merasa gerah, atau hanya hatinya yang panas karena emosi menyimak semua kejadian hari ini yang menimpanya.

Ia masih kesal karena belum menemukan lelaki itu. Dia memutuskan berjalan perlahan menuju taxi online yang menunggunya di depan kantor polisi.

***

Hari ke-1.

Pagi begitu asri di kota Bandung. Seperti biasa sinar mentara mulai membias di celah-celah jendela kamar, membuat yang ada di dalam merasa silau, burung-burung berkicau di perkarangan rumah mengiringi angin yang selalu menerpa dedaunan yang membuatnya terombang-ambing mengikuti arahnya.

Seorang gadis yang berada di kamarnya sedang bersiap-siap untuk berangkat ke sekolah. Dengan penuh semangat ia melangkah menuju serambi rumahnya.

Selama ini gadis berseragam rapi dengan rambut teruarai mengenakan bando warna cream ini tinggal bersama ayahnya, tapi sejak delapan hari yang lalu ayahnya pergi ke luar negeri tepatnya ke Singapura sebagai perwakilan pelatihan K3 perusahaan tempatnya bekerja.

Putri mengenakan masker, dan berjalan menuju pangkalan angkot yang jaraknya 50 m dari rumahnya. Biasanya ia menggunakan jasa taxi online/ ojek online untuk pergi ke sekolah, tapi karena ponselnya rusak ia tidak bisa memesannya.

Ia turun dari angkot tepat di depan sekolah. Gadis ini mulai melangkah menuju pagar sekolah. Sesekali mengamati keadaan sekolanya yang sudah menerapkan protokol kesehatan. Di pintu gerbang setiap orang yang masuk dan keluar harus mengucapkan kata sandi 'SMA INHIS' agar penyemprot disinfektan keluar dari lubang penyemprot yang ada di atas gerbang. Bagi orang yang menggunakan mobil, harus keluar dulu dari mobilnya dan menyemprotkan diri dan kendaraan dengan cairan disinfektan. Setelah itu harus mengecek suhu tubuh, jika suhu tubuh di atas 37°c orang itu akan dipulangkan agar beristirahat di rumah. Disetiap kelas dan ruangan sudah tersedia bak cuci tangan dan hand sanitizer, jadi sebelum masuk ke kelas/ ke ruangan harus cuci tangan terlebih dahulu. Meskipun ini harus menjadi kebiasaan baru, tapi ada juga siswa yang lalai mematuhi peraturan karena belum terbiasa dengan protokol kesehatan ini.

***

"Put, sini!" Intan menarik tangan Putri menuju gudang lantai 3. Di sana terlihat Radit, Nana, Sisi dan Bagas yang sedang menunggu kedatangan Putri dan Intan.

Lihatlah penampakan gudang lantai 3. Dibalik pintu kumuh ini terlihat sebuah ruangan cukup luas yang sudah tertata rapi dengan berbagai barang elektroni (printer, konputer dan lain-lain) dan berbagai pajangan untuk memperindah tempat ini. Siapa yang tidak betah ditempat nyaman seperti ini, tempatnya ber ac pula, WIFI pun ada. Ini merupakan basecamp dari personil 'Infidaco' di sekolah. Putri berhasil mendapatkan tempat ini setelah bernegoisasi dengan pak Pram dan kepala sekolah. Biaya untuk memodifikasi tempat ini merupakan sumbangan antara personil tanpa ada campur tangan pihak sekolah, listrik di tempat ini mereka yang meminta untuk bayar sendiri. Tempat ini juga sebagai tempat latihan dance mereka.

 ***

"Ada apa?" Ia melihat semua teman grup dance nya berkumpul di tempat ini.

"Uh, lelah! Masker ini menyesakkan!" Radit melepas maskernya yang membuatnya tidak bebas memasukkan udara sejuk ke saluran pernafasannya.

Lihat selengkapnya