Relay

Lyinspi
Chapter #7

BAB 6 Dia Membuatku Bingung

"Mmm. Maaf karena membuatmu kesal! Ini batagor untukmu. Aku gak tahu kamu suka apa, aku asal pilih menu." Aldi menaruk seporsi batagor di bangku Putri.

"Ada angin apa kamu membelikan ini untukku?" Tanya Putri dengan nada suara pelan.

"Aku hanya ingin berteman saja!" Aldi menjulurkan tangannya tanda ingin berteman dengan gadis yang ada di hadapannnya. Putri hanya menatap Aldi penuh dengan tanda tanya. Suasana menjadi hening seketika. Entah apa yang mereka berdua pikirkan sekarang seolah angin yang membelai raga mereka tak mampu untuk mengusik lamunan keduanya. Lamunan mereka terhenti saat seorang lelaki menendang bangku Putri.

"Bagus! Ngapain lo deketin Putri, hah?!"

"Dasar -! Lo gak pantes ... makanan ini hanya sampah, yang harus dibuang ke tempat sampah!" Rendi membuang bungkusan batagor yang masih terbalut plastik ke lantai. Ia terlihat marah karena Aldi mendekati Putri. Putri kesal dengan tingkah Rendi yang selalu ikut canpur dengan urusannya. Putri berdiri dari bangkunya dan memungut batagor yang masih utuh dengan bungkusnya.

"Ini makanan, tak pantas dibuang." Ucapnya pelan tanpa terdengar salah seorang dari lelaki yang bertengger di dekatnya.

"Ren, jika kamu marah, jangan lampiasin pada makanan yang tak bersalah ini!"

"Sebaiknya kalian pergi! Aku tidak ingin kalian bertengkar di sini!" Pinta Putri tegas. 

"Emang kalian-! Biar aku saja yang pergi!" Putri meninggalkan kedua lelaki ini tanpa menghiraukan mereka mau bertengkar atau tidak, mereka bukan anak kecil lagi yang bisa ribut karena hal yang sepele. Ia pergi sembari membawa bungkusan batagor yang baru saja ia pungut di lantai. Rendi menendang bangku yang ada di sampingnya dan keluar dari kelas, ia nampak sangat marah pada lelaki yang ada di hadapannya barusan.

Memang hari ini kegiatan belajar mengajar belum aktif karena kasus pak Pram. Mangkanya sedari tadi tidak ada guru yang masuk untuk memberi materi.

***

Aldi menatap Putri yang sedang membuka bungkusan batagor di kursi panjang pinggir taman sekolah. Sebelum makan Putri membasuh tangannya dengan hand sanitizer, mematuhi protokol kesehatan itu perlu. Ternyata Putri tidak seburuk yang ia pikirkan. Ia mendekat ke arahnya dan duduk di samping Putri. Ia selalu merasakan hal yang aneh saat berada di dekat gadis ini.

"Kamu seharusnya tidak memungut makanan ini. Tapi-".

"Aku paling gak suka kalau melihat makanan dibuang begitu saja. Rendi memang seperti itu, jangan ambil hati". Jelasnya sambil memakan lahap batagor.

"Aku suka semua makanan, sebab itu aku akan memakannya dengan sangat lahap". Ucapan yang menggema di kuping Aldi sontrak membuat lelaki yang ada di samping Putri teringat masa lalunya. Ia pernah mendengar ucapan itu dari gadis yang sangat ia sayangi. Hatinya mulai tak karuan, ia menatap Putri penuh haru dengan pertanyaan yang terus berputar di pikirannya. Putri yang masih sibuk melahap seporsi batagor tak tahu ekspresi wajah temannya saat ini yang sedang memandangnya tanpa ia tahu. 

***

Di lapangan basket, Rendi dan teman setimnya sedang berlatih untuk pertandingan final basket besok. Mereka penasaran kenapa akhir-akhir ini Rendi tidak fokus saat latihan, padahal ia kan ketua tim basket SMA INHIS.

"Ren, sebenarnya lo kenapa sih? Akhir-akhir ini lo suka marah gak jelas dan tak konsen untuk latihan!" Tanya temannya.

"Putri menolak lo lagi kah?"

"Sebenarnya lo bisa dapetin Putri, asal lo ubah kebiasaan jelek lo itu."

"Maksud lo?"

"Lo itu terlalu ngekang dia. Cewek tu gak suka kalau dikekang. Lo harus hilangin ego lo, agar apa yang lo mau bisa lo dapatkan." Ucap lelaki yang sedang memandang fokus untuk memasukkan bola tepat ke ring.

Rendi terdiam sejenak, dan memutuskan pergi dari tempat ini. Ia pergi ke toilet, sesampainya di sana ia menatap cermin dan mencoba mencerna ucapan temannya barusan. Ia berpikir mungkin hal yang ia lakukan selama ini membuat gadis yang ia cintai itu semakin tidak menyukainya. 

Lihat selengkapnya