Blurb
Kilauan hatinya membutakanku. Salibku menyala terang mengingatkan, siapa aku. Tapi, ternyata hatinya lebih terang lagi atau mungkin hatiku terlalu hitam untuk melihat sesuatu yang menyala itu?
Karena anak bermata biru yang ateis itu kita bertemu. Dia spesial, seperti kamu. Semenjak itu, langit hatiku selalu biru dan mungkin tak pernah kelabu. Ternyata, langit kelabu itu datang tanpa diundang. Benar katamu, tak selamanya perbedaan itu saling melengkapi.
Tapi, aku masih punya keyakinan. Langit biru itu akan datang kembali. Bagaimana menurutmu?