Rella

Elmeero
Chapter #2

Assalamualaikum

Gila! Itu tadi Regan!

Sontak tanpa berpikir akan ditendang Lisa, aku bangunkan dia. “Lisa! Lisa bangun Lisa! Ini Regan telpon kamu!” ujarku menarik-narik kaosnya. Ia hanya bergerak sedikit sambil merancau tak jelas. Kakinya sudah menendang seperti cari mangsa. Padahal Lisa ini anak karate bukan taekwondo, mungkin memang hobinya menendang.

“Lisa!! Gawat! Lisa cepetan bangun, please! SubhanAllah susah banget kamu dibangunin.” ucapku seheboh mungkin sambil menepuk-nepuk pipinya, tarik rambutnya, dan pencet hidungnya. Pokoknya segala cara, tak peduli Lisa mengamuk. Jidat Lisa berkerut. Berhasil! Itu tanda dia mulai terusik.

Ponsel Lisa menjerit lagi, belum lagi volumenya yang tinggi. Aduh, memang anak ini sukanya mengusik ketenangan orang. “Bodo!” ujarnya singkat. APA?! Aku mendelik tak terima. Ia meraih guling dan kembali tidur, malah kakinya sekarang naik ke ranjang. Ya Ampun, nih anak! Sepatu beratnya itu dengan indah mengotori sprai kesukaanku!

Aku menghela napas malas sambil melihat ponsel Lisa yang masih berdering keras. Lagi-lagi, aku harus menerima panggilan itu. Aku harus menata hati dan berkata sedingin mungkin. Aduh, kok grogi gini yah? Tolong hamba-Mu ini, Ya Allah.

“Kok lo matiin sih?! Kan gue belum ngomong!” ujarnya di seberang sana dengan suara tak terima dan nyaring. Aku hanya meringis mendengarnya, terkejut suaranya begitu keras.

“Lisa tidur. Ga bisa dibangunin.” ujarku dengan suara datar -dipaksain datar-. Aku menggigit bibir, entah Regan akan menjawab apa.

Tak ada jawaban. Rupanya Regan juga kaget mendengar suaraku. Aduh, rasanya ingin gigit ponsel Lisa sampe patah.

“Emm... ada yang mau disampein ke Lisa?” tanyaku dengan menutup mata begitu rapat, menyesal seharusnya tak berkata begitu. Harusnya langsung kumatikan saja.

“Eh... i-iya sih. Hp gue kayaknya dibawa Lisa.” Suaranya sangat berbeda dengan tadi, terdengar kikuk. Aku tak tahu harus menjawab apa? “Kalo boleh tahu, kalian di mana?” tanyanya . “Eh? Emang kenapa?” balasku asal. Aku menepuk jidatku, jawaban yang bodoh. “Ambil hp.” ujarnya singkat.

Lihat selengkapnya