Blurb
Samudera namanya. Nama yang diyakini ibunya akan membuat ia terlepas dari kutuk kemelaratan karena seorang leluhurnya yang nelayan kawin dengan perempuan duyung, sebelum akhirnya berpisah ketika si nelayan ingin kawin lagi. Sebelum menghilang, kembali ke lautan, si perempuan duyung menyumpahi seluruh keturunan mantan suaminya.
"Kelak, semua anak lelaki dalam keluargamu akan menjadi nelayan, atau, mereka akan berumur pendek, meninggal karena sebab-sebab yang tak jelas. Jika menjadi nelayan untuk menghindari kematian pun, nasibnya hanya akan jadi nelayan melarat belaka. Lautan tak akan memberi hasil berlimpah karena kelakuanmu sendiri."
Samudera bertumbuh dengan harapan akan terbebas dari kutukan tersebut.
Suatu hari, ada cinta yang memikatnya: Dedes. Dera tak hanya jatuh cinta kepada Dedes tanpa sebab-sebab yang bisa ia uraikan, namun, ia yakin, perempuan itu adalah takdirnya, pasangan yang telah ditentukan Tuhan untuk dipersuntingnya; Hawa bagi Adam-nya yang selalu mencari untuk menemukan.
Sejak berbalas komentar di TikTok, hingga bertukar pesan Whatsapp, Dedes telah jadi sosok yang membuatnya ingin terlepas dari kutuk, menerobos batas-batas tanah kampung leluhur, hingga menjejakkan kaki di tanah asing sebagai seorang buruh. Seluruh kesenangan Dera sebagai nelayan lenyap digantikan angan-angan untuk menjadikan Dedes sebagai pengantinnya.
"Saya laki-laki Timur, pantang lari kalau sudah berjanji kepada diri sendiri. Ini soal harga diri. Laki-laki itu yang dipegang cuma satu: omongannya!"
Meski dibayangi kutukan dan cinta sahabat sejak kanak-kanak sekaligus cinta pertamanya yang ia rahasiakan: Zaitun— Dera tetap menjatuhkan pilihannya pada Dedes, tanpa peduli kepada batas-batas antara yang nyata dan yang maya... Apakah cinta keduanya akan berakhir di pelaminan? Dapatkah Dera terbebas dari bayang-bayang kutukan tersebut?