

“Kevin akan datang besok.” Fenon melipat dan memasukkan kembali sebuah surat ke dalam amplop, yang baru saja diantar oleh tukang pos pagi ini. Kemudian meletakkannya di dalam laci ruang tengah.
Hudson langsung melompat-lompat dan berseru. “Yay! Kevin, Kevin, Kevin!”
“Hari ini aku masih bekerja. Besok adalah minggu. Jadi, kita bisa menghabiskan waktu bertiga.”
“Nyonya Lucy tidak datang?”
“Entahlah, Kevin tidak mengatakannya. Selain itu, aku ragu Ratu Lucience merasa keadaan cukup aman untuk dirinya berkunjung ke Easust tanpa dicurigai oleh para kerabat bangsawannya. Apalagi bila pergi bersama Kevin.”
Hudson mengangguk, walau dia tak sepenuhnya paham.
“Aku pergi bekerja dulu. Selalu jadilah anak baik ketika bermain dengan teman-temanmu. Sampai jumpa, Hudson.”
“Sampai jumpa, Fenon!” Anak itu melambai dan masih mengamatinya hingga lelaki itu menghilang di ujung jalan mengendarai kereta kuda langganannya.
Keesokannya, saat pukul sembilan, pintu rumah Hudson diketuk. Tidak terlalu pagi, tetapi belum terlalu siang. Mereka sudah sarapan sejak dua jam lalu dan Fenon baru saja selesai membuat camilan sederhana, biskuit dengan sirup stroberi dan potongan kecil persik danau khas Easust di atasnya. Hudson berlari menuju pintu, sudah tahu siapa yang datang. “Kevin!”
Saat dibuka, senyuman manis dan menenangkan khas lelaki itu langsung menyapa. “Apa kabar, Hudson?”
“Baik!” serunya gembira, “Fenon juga sangat baik. Kalau Kevin?”
“Aku juga sangat baik!” Dia menepuk pelan puncak kepala anak itu, sebelum menoleh ke dalam rumah, mendapati Fenon di balik meja dapur, mengangkat sebuah loyang berisi biskuit-biskuit yang telah dihias, di atas dua piring. Membawanya perlahan ke meja ruang tengah. “Selamat pagi, Adikku.”
“Selamat pagi, Kevin. Bagaimana perjalanannya?”
“Lancar seperti biasa.” Dia melangkah memasuki ruang tengah setelah Hudson memintanya untuk masuk.
“Hudson berangan-angan apakah Ratu Lucience bisa ikut datang.” Fenon duduk beberapa meter dari kakaknya, di seberang kursi.
Kevin berpikir sesaat. “Dia bilang ingin datang, tetapi aku masih mencari-cari waktu yang tepat.”
“Seperti dugaanku,” kata Fenon singkat. “Oh, iya, nikmati camilannya, Kevin.”