REMAINS UNSAID

Murasaki Okada
Chapter #7

Tujuh


 

Tugas dari Mama hari ini adalah membeli sayuran di kang sayur langganan ibu-ibu kompleks. Tak ada daftar belanja, Mama membiarkanku memilih sendiri menu sayuran yang ingin kumakan. Sebenarnya aku bukan seorang pemilih jika menyangkut urusan makanan. Apapun yang Mama hidangkan di atas meja, aku dengan senang hati akan melahapnya. Aku belum sepenuhnya mengerti mengapa Mama terkadang menugaskanku seperti ini.

Saat aku sedang sibuk memasukkan barang belanjaan ke keranjang kecil yang biasa disiapkan kang sayur untuk para pembeli, percakapan bernada riuh pun dimulai. Percakapan emak-emak.

Adakah yang lebih kompleks dan rumit dari bahasa spesies yang satu ini? Barangkali, tidak ada yang lebih menyulitkan ketimbang menangkap isi percakapan di antara sekumpulan emak-emak. Gosip-gosip, sindiran-sindiran, serta pengamatan-pengamatan semacam “Eh, jeng udah dengar belum…” atau “Mama Elsa, udah tau belum…” Yang kemudian akan disahuti dengan “Masa sih, Mamanya Tina…” atau “Aku kok baru tau ya…” Begitu sistematis. Begitu terstruktur. Jika harus membandingkan, kode rahasia yang digunakan para prajurit untuk mengirimkan pesan dalam dua Perang Dunia hanyalah seujung kuku.

Bersamaan ketika aku mengangkat seikat bawang daun, mengalirlah sebuah arus gosip seperti senapan mesin.

“Mereka udah lama pisah. Tinggal tunggu proses sidang aja.” Kalimat itu terlolos di antara riuhnya emak-emak lain yang juga sedang memilih-milih bahan masakan di gerobak kang sayur, melayang padaku seperti sebutir kerikil.

“Siapa yang pisah, jeng?” salah satu dari mereka bertanya. Tampaknya dia tadi tidak menyimak.

Aku juga sebenarnya ingin menanyakan hal itu. Sebab samar-samar telingaku menangkap sebuah nama yang agaknya familiar. Namun kata-kata itu terjebak di tenggorokan. Seakan ada yang mencekik leher, menciptakan genangan di pelupuk, menahan cekikan itu.

“Itu loh, jeng pak dosen yang tinggal di blok E itu, pak Pras.” Jawab emak-emak berdaster motif wayang yang memulai gossip tadi.

Rupanya aku memang tidak salah dengar.

“Pantesan udah lama nggak liat mereka bareng-bareng. Lagi proses cerai toh.”

Lihat selengkapnya