Marsha dan Ririn saling tatap, sementara pandangan Kla tak luput dari Ayu. Suasana makan bekal itu tiba-tiba menjadi canggung lantaran Ayu muncul dalam keadaan yang benar-benar ganjil. Ada bilur jejak pukulan di wajah gadis yang kesehariannya terkenal lincah itu. Walau Ayu sudah menjelaskan penyebab lebam itu, tetap saja Ririn dan Marsha memberondongnya dengan pertanyaan.
“Kemarin ada anak yang bikin ibu panti marah, terus kami semua kena hukum.” Demikian penjelasan Ayu.
“Tapi kan nggak mesti main pukul? Masih banyak cara yang lebih baik untuk menghukum kalau memang salah.” protes Marsha. Ia yang tumbuh dalam lingkungan keluarga penuh kasih, tidak bisa menahan diri ketika mengetahui sahabatnya mendapatkan perlakuan kekerasan.
“Mungkin sebaiknya lo lapor ke komnas perlindungan anak.” Kata Ririn menimpali.
“Nggak segitunya juga Rin, ini cuma masalah sepele, kok. Lagian masalahnya sudah selesai hari itu juga.” Dengan cepat Ayu menukas.
Marsha melirik Kla, menyampaikan pesan tersirat melalui tatapan tanpa suara itu bahwa dia curiga Ayu tampaknya sedang menyembunyikan sesuatu.
Kegiatan makan bekal yang biasanya berlangsung riuh oleh keceriaan empat gadis itu, kini hening. Tak banyak obrolan yang mengalir bahkan hingga kegiatan itu selesai dan Ayu kembali ke kelasnya.
*****
“Hai, Aufklarung.” Satu sapaan menyentak keasadaran Kla ketika gadis itu baru saja keluar dari ruang guru. Ia menoleh lalu seketika itu juga terpaku. Tampak Ara sedang menyongsongnya. Lalu dengan cepat berdiri di hadapan Kla.
“Hai.” Kata Ara lagi ketika akhirnya mereka berdiri saling berhadapan.
“Hai.” Balas Kla dengan suara setipis benang jahit. Bahasa tubuh gadis itu tampak canggung.
“Habis dari ruang guru, ya?” Ara memulai dengan basa-basi.
“Iya, nih. Tadi disuruh setor tugas teman-teman sekelas.”
“Maaf ya, aku baru sempat nyapa padahal aku sering liat kamu lewat sini.”
Gadis itu mengangguk rikuh dengan senyum dikulum.
“Hmmm...aku sebenarnya mau bilang terima kasih soal yang waktu itu di UKS. Kamu benar-benar nolong aku.”
“Oh ya, sama-sama.”
“Seriusan, solusi kamu waktu benar-benar manjur. Aku nggak nyangka ada alternatif sederhana buat ngatasin nyeri lambung selain minum obat maag.”