"Pergilah kasih kejarlah keinginanmu
Selagi masih ada waktu
Jangan hiraukan diriku
Aku rela berpisah demi untuk dirimu
Semoga tercapai segala keinginanmu..."
Seseorang di dekat pintu merasa bosan mendengarkan sahabatnya yang sedaritadi mengulang-ulang lirik lagu itu.
Kemudian ia pun angkat bicara, "Sya, kamu lagi kenapa sih? Aku perhatikan, kamu nyanyi ga sampai selesai."
Assya sedang menikmati nyanyian dengan iringan piano yang ia mainkan kemudian berhenti karena dikejutkan oleh sesosok temannya yang pergi menghampiri tempat ia duduk bermain piano.
"Shiren? Kamu daritadi di sini?" Tanya Assya penasaran.
Shiren menjawab sarkas. "Iya, aku nungguin kamu selesai nyanyi. Eh taunya cuman diulang-ulang. Kamu kenapa, Sya?!"
Assya menggerutu. "Seharusnya, kamu itu ketuk pintu dulu sebelum masuk kamar!"
"Sorry bestie. Pintu kamarmu ga ditutup," Jawabnya yang diikuti salah satu jari menunjuk ke arah pintu.
"Ah pantesan! Kenapa kamu ga langsung ngomong?!" Assya kesal dengan sahabatnya yang secara diam mendengarkan ia nyanyi dan sekaligus merasa malu aksinya telah dilihat oleh Shiren.
Shiren menjawab, "Aku ga mau ganggu orang nyanyi."
Assya kembali melontarkan pertanyaan. "Lantas, apa yang membuatmu datang ke rumah?"
"Aku mau pinjam toga wisuda kamu," Shiren mengedipkan kedua matanya berkali-kali.
"Bolehkan?"
"Iya boleh. Ambil aja tuh di lemari!"
Terlalu malas untuk melayani sahabatnya, dia terbiasa membebaskannya melakukan hal apapun (asalkan tidak memberantakan ataupun mengambil sesuatu tanpa izin) di kamarnya.
"Oke thanks!" Shiren bersemangat mengambilnya.