Jam 9 pagi, kami tiba di sebuah rumah salah satu properti Spencer Harvey yang biasa mereka gunakan sebagai penelitian di luar lab Otis. Kami datang bersamaan dengan keluarga Royce, dimana semua akan membahas tentang pil yang berusaha kami musnahkan setahun yang lalu dan hampir merenggut nyawa Tuan Royce. Kejadian itu tidak akan pernah kami lupakan.
“Tuan Guzman Arden,” sapa Dad begitu keluar dari mobil.
“Tuan Michael Royce,” Ayah dengan segera menghampiri dan menjabat tangannya. “Bagaimana keadaan Anda? Bahkan sudah hampir satu tahun, namun saya masih terbayang dengan kejadian itu.”
“Saya jauh lebih baik. Anak kita menyelamatkanku dengan cara yang cukup ekstrim,” Dad tertawa kecil.
Ayah mengikuti tawa lawan bicaranya. “Anda mendidiknya dengan baik hingga ia sekuat sekarang. Bahkan sedikit menakutkan—“
“Oke, Tuan-tuan. Bisa kita masuk sekarang?” potongku, tidak ingin melanjutkan pembahasan mereka. “Silahkan,” kupasang senyumku cepat, mengarahkan keduanya dengan tanganku.
Keduanya hanya tertawa lebih jelas dari sebelumnya, sambil mengikuti Ethan yang membukakan pintu rumah itu.
“Keduanya ayahmu,” Nick menyodorkan segelas cappuccino yang kupesan dan tas berisi laptop.
“Diamlah,” sahutku menerima kedua benda yang diberikannya.
Kami berjalan masuk ke rumah yang sudah tak asing bagi kami—kecuali Dad dan Jasper—untuk memulai pembicaraan hari ini. Arthur, Spencer, dan Peter sudah bersiap di dalam dengan layar besar yang baru mereka pasang untuk pertemuan ini.
9 orang memasuki ruang tengah dengan beberapa kursi tambahan yang melingkar saling berhadapan. Semua nampak akrab tanpa mempedulikan bahwa mereka punya kehidupan yang sangat berbeda di balik senyuman itu. Masing-masing memang memiliki latar kehidupan yang jauh berbeda satu dengan lainnya, namun satu kesamaan yang membuat kami berkumpul dan kesamaan itu telah menghapus semua perbedaan yang ada.
“Baiklah, karena semua sudah berkumpul mari kita mulai pembahasan kita hari ini,” Arthur membuka pertemuan kami. Ia menekan remote pengendali layar di hadapan kami untuk menampilkan gambar yang menjadi penjelasannya. “Kami sudah pastikan dan mendapat kabar terpercaya bahwa Magic Pill yang menjadi hadiah dalam pertandingan Black Throne tahun ini adalah DarkPill,” ia memandang kami sejenak, “obat yang kita coba musnahkan hampir setahun yang lalu.”
“Jadi, perusahaan Halyn benar-benar menemukan formulasi itu,” Ayah menyimpulkan.
“Ya,” angguk Arthur. “Kami sudah punya dugaan sebelumnya bagaimana mereka menemukan formulasi itu. Dua dugaan kami yang terkuat, yaitu mereka mendapat bocoran dari kita—termasuk perusahaan Otis—atau mereka benar-benar menemukannya secara mandiri. Dan jawabannya adalah keduanya.”
Wajah kami langsung berubah bingung.
“Penelitian formula itu diketuai oleh Doktor Brown, yang ternyata pernah bekerja dengan Otis,” Spencer mengambil alih penjelasan. “Ia dipecat karena beberapa kali melakukan kegagalan hingga tidak ada kemajuan selama beberapa bulan. Obsesinya membuat Otis yang membiayai semua penelitian menjadi tidak sabar, hingga Doktor Brown kesal dan melakukan beberapa kerusakan pada lab.”
“Kerusakan?” Nick menangkap kata yang terdengar memiliki makna lebih itu.
“Dia membakar lab,” Spencer memberi keterangan. “Menurut laporan, beliau tak sengaja melakukannya saat meneliti formula DarkPill, tapi beberapa bukti justru mengatakan sebaliknya. Otis sudah mencapai puncak kesabaran mereka, hingga akhirnya mereka memecatnya.”
“Halyn melihat kesempatan itu, lalu meneruskan penelitian yang terhenti di lab Otis,” tebakku.
Spencer mengangguk, “kebetulan, Halyn juga punya projek tentang itu dan memiliki Doktor yang sama terobsesinya. Keduanya bertemu, lalu melakukan penelitian selama beberapa tahun, hingga akhirnya terciptalah DarkPill dari lab Halyn.”
Kami terdiam sejenak, membiarkan setiap penjelasan Spencer meresap dalam ingatan.
“Berapa lama Doktor Brown melakukan penelitian?” Jasper memecahkan keheningan.
“Tujuh tahun,” Spencer mengalihkan gambar di layar kami. “Tiga tahun bersama Otis, lalu ia dipecat dan akhirnya bekerja dengan Halyn selama empat tahun ini, dua tahun sebelum aku menjabat sebagai kepala lab.”
“Dia hanya meneliti tentang DarkPill?” Jasper kembali menelusuri.
“Tidak. Dia bahkan bekerja dengan Otis selama hampir enam tahun dan menemukan beberapa formula, sama seperti yang ia lakukan di lab Halyn. Terkadang perhatiannya dialihkan sejenak pada penelitian lain. Sebelum bekerja dengan Otis, ia meneliti di lab pemerintahan,” ditunjukkannya biodata orang yang dimaksud.
Kualihkan cappuccinoku sejenak. “Lalu, apa kalian menemukan bekas penelitiannya di Otis?”
Kepala Spencer menggeleng, “sepertinya ia menghapus semua data penelitiannya saat dipecat. Memang ada beberapa penelitian yang masih tersimpan karena keberhasilannya, namun saat data kegagalan dihapus, perusahaan berpikir bahwa itu tidaklah penting. Mereka hanya perlu mencari orang yang sanggup membuatnya berhasil.”
“Kami juga sudah menghapus data penelitian kami tentang DarkPill, hingga yang tersisa hanya ingatan samar tentang formula itu. Sudah bertahun-tahun berlalu. Kami sepakat untuk menghapus formula itu saat mengetahui dampaknya. Tapi kini, nampaknya tindakan kami kurang tepat,” Peter terlihat kecewa dengan dirinya.
“Tidak, kurasa tindakan kalian sudah tepat,” Ayah mengalihkan suasana murung mereka. “Jika kalian masih mengingatnya, kalian mungkin akan semakin tergoda untuk menciptakannya, hingga kasus ini muncul dengan kalian sebagai pemeran utama. Itu sikap manusiawi.”
Kuangkat alis kananku, berpikir bahwa Ayah memang ada benarnya. Sikap manusia ingin tahu tentang segala hal dan menjadi paling unggul dibanding yang lain. Kemungkinan yang diucapkannya barusan sangat masuk akal.
Wajah keempatnya kini menjadi lebih baik setelah mendengar kalimat ayah.
“Dan itulah sebab kami mencoba menggali data itu dari Anda, Tuan Arden,” Spencer berkata dengan hati-hati. “Anda yang menangani penelitian pil ini lebih baru dari kami. Memang ada kemungkinan tidak sempurna, namun kami akan mencoba segala cara.”