Remarkable 2: Special Bonus Prize

FS Author
Chapter #24

Halyn

Ruang makan pagi itu masih sepi dan kami menguasai satu area penuh. Waktu kami hanya satu jam sebelum bertemu dengan orang yang menerima form kemenangan tim Fortis, tapi dari cara bicara Clavin semalam mengesankan bahwa kami harus bersiap bahkan saat sarapan. Kami menyelesaikan santapan kami dalam waktu setengah jam, jadi ada setengah jam lagi bagi kami untuk mengobrol santai sambil menunggu waktu yang ditentukan.

Keadaan mereka jauh membaik dari kemarin. Pergelangan tangan Peter sudah hampir pulih, Ozzy sudah tidak pincang dan tertawa lebih lebar meski akan tumbang lagi hanya dalam pertarungan singkat, Aidan masih kaku dengan pundaknya yang terkilir, tulang lengan Barney sudah cukup membaik, perban Jenny sudah berkurang meski masih terlihat di beberapa area badannya, begitupun dengan memar sekujur tubuh Violet yang sudah mulai tersamarkan. Memang semua belum pulih sepenuhnya, namun ini jauh lebih baik dibanding dengan pengobatan biasa. Sepertinya nama Halyn akan semakin menjadi pertimbangan utama dalam produk ini.

Tepat pada jam yang ditentukan, seorang pria berpakaian formal dengan atribut keamanan mendatangi meja kami. Ia menunjukkan identitasnya, lalu meminta kami mengikutinya ke salah satu gedung tempat kantor penginapan ini berada. Sampai pada sebuah pintu kayu megah, pria yang mengantar kami itu berhenti dan membuat kami terdiam di belakangnya.

Tok tok! “Pak, tim Fortis sudah di sini,” ucapnya sopan. Bahkan ketukannya juga terdengar sopan.

Seseorang yang berpakaian sama membukakan pintu dari dalam ruang. “Silahkan,” ia menggeser badannya agar tidak menghalangi pintu yang dibukanya.

Pria yang mengantar kami itu hanya memiringkan badannya, mempersilahkan kami untuk masuk lebih dulu.

Aidan yang memimpin tim kami melangkah lebih dulu diikuti kami yang mengekor tepat di belakangnya. Setelah beberapa langkah masuk, kami terdiam berjajar di tengah ruangan, sesuai isyarat pria yang membukakan pintu tadi. 

Ruang kantor yang kami masuki termasuk dalam ukuran luas, dengan meja yang langsung berhadapan pada pintu. Di sana, duduklah seseorang penuh kesan kharismatik dan kuasa. Tak perlu dipertanyakan, kami langsung mengenali wajahnya meski belum pernah bertemu secara langsung.

“Tim Fortis!” sambut sang pemilik ruang sambil bangkit dari kursi empuknya. Dia mulai berjalan menghampiri kami sembari membetulkan jasnya.

“Tuan Halyn,” Aidan membalas sapaannya. Lalu ia menerima jabatan tangan sang penguasa pertandingan itu.

“Senang melihat kalian di sini!” Tuan Halyn menyalami kami bergantian. “Aku bangga pada kalian! Selamat atas kemenangan kalian!”

“Terima kasih, Pak,” Aidan menjawab penuh rasa hormat.

Senyum Tuan Halyn menghiasi wajahnya. “Aku sudah melihat pertarungan kalian. Semua usaha kalian tidak sia-sia. Ngomong-ngomong, bagaimana keadaan kalian?”

Peter memandang kami sejenak. “Semua membaik lebih cepat dari keadaan biasanya. Kami rasa pengobatan perusahaan Halyn sangat membantu dalam pemulihan kami.”

“Senang mendengarnya,” beliau kembali tersenyum senang, lega, dan bangga. “Dan tentang form pelantikannya?”

“Semua sudah kami siapkan,” Jenny mengangkat map yang dimaksud.

“Bagus! Sekarang kita bisa bicarakan tentang hadiah kalian,” ia memberi isyarat pada petugas yang membukakan pintu tadi untuk menerima map yang ditujukan padanya.

Petugas itu segera menerima perintahnya, lalu kembali berdiri di dekat pintu bersama dengan pria yang mengantar kami tadi. Bahkan keduanya—Tuan Halyn dan petugas itu—tak peduli dengan isi dalam map yang kami berikan.

“Ada masalah dengan hadiah kami, Pak?” Ozzy bertanya tak sabar, walau dengan nada sopan.

“Oh tidak. Tentu saja tidak ada masalah. Semua sudah siap bahkan saat kalian mendaftarkan diri,” Tuan Halyn menahan penjelasannya. “Kalian pemenang resmi untuk semua hadiah itu. Tahta, kontrak Halyn, uang, dan pesta kemenangan kalian. Semua sudah kami siapkan.”

Kami tetap diam, masih menunggu kelanjutan kalimatnya. Satu yang benar-benar harus kami dengar.

“Bagaimana dengan Magic Pill, Pak?” kini Barney berujar mewakili kami setelah beberapa detik tidak ada suara di antara kami.

Tuan Halyn menyeringai, “itu hadiah istimewa pertandingan ini dan itulah alasan kita bertemu saat ini.”

Bukan sesuatu yang ingin kami dengar, melihat ekspresi dan nadanya yang terdengar menyembunyikan sesuatu.

“Hadiah bonus dengan pertandingan bonus,” ucapnya berhasil membuat wajah penasaran kami muncul. “Hadiah istimewa juga memerlukan pertandingan istimewa. Bukankah itu memang sepadan dengan harga hadiahnya?”

Tidak. Jawaban itu terlihat jelas dari raut muka kami.

“Jangan terlalu tegang. Kalian hanya perlu membuktikan secara personal, mana di antara kalian dalam satu tim yang benar-benar layak mendapatkan hadiah itu. Karena kami hanya memberikan pil yang kami tunjukkan dan bukan satu tim.”

Lihat selengkapnya