Remarkable

FS Author
Chapter #20

Nyawa

“Jika kau tidak melakukannya, nyawa orang banyak yang menjadi ancamannya!” bentakku. Tak ingin terus saling bentak, kuambil pistol pengawal tadi yang kuselipkan pada pinggang belakangku, lalu mengancamnya, “Aku tidak punya banyak waktu, Dad.”

“Casey! Ini sudah keterlaluan!”

“Lalu apa? Jika ini satu-satunya cara, maka akan aku lakukan. Aku sudah kesal karena menyerang rekan-rekanku semalam di luar kesadaranku dan itu salahmu! Kini kami dikejar waktu sebelum Tuan Craig berhasil menyelesaikan pekerjaannya. Aku punya cukup alasan untuk melontarkan peluru ini!”

Wajah Tuan Royce menurun, mengerutkan dahi, lalu menatapku lagi. “Kau mungkin akan memerlukannya setelah aku membuka semua hipnosisku padamu.”

“Tidak masalah,” kataku tetap menodongkan pistolku.

“Baiklah. Kau—“

“Jangan, Dad!” cegah Jasper yang terlihat baru saja berlari dengan nafasnya yang tersengal. “Ini berbahaya! Kemungkinan terburuk bisa terjadi!” ia kembali bersuara di tengah nafas beratnya.

“Jasper!” panggil Tuan Royce.

“Ya, Dad,” jawab Jasper langsung.

“Lihat pada jam ini dan kau akan melakukan apapun yang kukatakan!” dengan cepat, Tuan Royce sudah mengangkat jam rantainya. “Kau berada di kebun lavender. Kau menyukai wangi dan pemandangannya. Lalu kau melihat kupu-kupu hitam langka. Kejar dan kau tenggelam dalam wangi yang kau lewati.”

Perlahan, Jasper menutup mata, lalu tertunduk di lantai dan tertidur.

“Apa—“ aku kembali menodongkan pistolku. “Turunkan jam rantai itu!”

Pria penuh kuasa itu kembali duduk dan menurunkan jam rantainya.

Kulihat Jasper singkat dan dia benar-benar terlelap. Aku semakin yakin sejauh apa pengaruh hipnosis Tuan Royce. “Kau mengunci kami semua!” ucapku kesal. Lalu satu pikiran terlintas padaku. Kuseret album merah di atas meja dan membalik ke halaman paling akhir. Aku terdiam seketika.

“Benar,” kata Tuan Royce. “Jika aku membebaskan kalian—bahkan tanpa jam rantai sekalipun—maka artinya kalian akan melihat masa kelam kalian dan aku akan melakukan tindakan bunuh diri.”

Kalimatnya cukup membuat kami terbeku, bahkan Nick dan Ethan memutuskan untuk menyudahi pertarungan mereka saat mendengar kalimat Tuan Royce barusan.

“Ada dua pilihan untuk membukakan hipnosismu. Satu, kau akan membuatku sekarat agar aku tidak melakukan aksi bunuh diri setelahnya. Dan yang kedua, kau akan membunuhku setelah kuucapkan kata pengamannya. Semua untuk mencegahku membenturkan kepala hingga mati. Telepati tidak akan berfungsi karena pikiranku akan sangat kacau,” jelas Tuan Royce.

Tidak ada tanggapan dariku, namun itu resiko yang harus kami hadapi.

“Jika itu maumu, Casey Royce,” ia memandangku lekat, “maka aku akan melakukannya.”

“Tidak! Case, itu tidak sepadan!” protes Nick

“Kurasa semua sepadan,” kataku dingin.

“Casey! Tidak—“ bentak Nick sebelum ia ditahan lagi oleh Ethan.

Kupandang lekat wajah Tuan Royce, masih mengingat bagaimana aku dimanfaatkan semalam, lalu cerita kebohongan masa laluku, belum lagi fakta bahwa kami semua ada dalam kendalinya. “Ayah macam apa dirimu yang mengendalikan semua tanpa sepengetahuan kami? Kupikir kami bisa sedikit saling percaya dan menyayangi, ternyata itu semua berkat hipnosismu. Tidak ada yang nyata.”

“Kau sudah tahu semuanya. Sekarang, tunggu apa lagi?!” ucapnya sedikit menantang.

Kutarik senyum tipisku, “jika itu maumu,” kulepas pengaman pistol ke arahnya.

Dorr!! Satu tembakan terdengar jelas sepenjuru ruangan.

Sontak semua langsung melihat tak percaya. Sedangkan gadis yang dipandangnya masih berdiri tegak membiarkan beberapa detik keheningan berlalu.

“Astaga, Casey!!” bentak Nick yang langsung berlari ke arahku. Lalu ia terhenti beberapa langkah di belakangku. Perlahan ia mulai berjalan, mewaspadai dua orang yang ia hampiri.

Tuan Royce memandangku tak percaya, lalu mengatur nafasnya yang terkena syok akibat pistol yang kutembakkan padanya itu. Perlahan, ia mengangkat tangan kanannya.

“Jam rantai?” Nick memastikan, melihat jam rantai Tuan Royce yang retak parah.

Jam rantai yang biasa digunakan Tuan Royce dalam hipnosisnya itu memang khusus dan kuat. Jam itu tidak mudah rusak dan terdapat penahan hantaman, mirip anti peluru. Tapi saat jam itu berhadapan langsung dengan peluru dari jarak dekat, mau tak mau benda itu rusak juga.

“Jam itu hanya ada satu untuk satu orang. Akan perlu waktu berminggu-minggu untuk mendapatkannya kembali,” kuingat penjelasan pemilik jam rantai itu beberapa hari yang lalu. “Itu cukup untuk membalas perlakuanmu yang mengikatku dalam hipnosismu.”

Nick menghela nafas, “astaga, kupikir,..” ia tidak melanjutkan kalimatnya.

“Terlalu mudah,” ucapku menanggapi, sambil membongkar pistol yang baru saja kugunakan. “Aku bukan pembunuh, tapi kita tetap akan melakukan penghapusan hipnosis ini.”

“Sudah kubilang, tidak ada cara lagi selain membunuhku, hingga kalian akan terbebas,” Tuan Royce sudah dapat kembali bicara.

“Tidak,” sanggahku. “Memang tidak bisa melepaskan nyawamu dari kuncimu sendiri, tapi aku punya cara lain untuk mengatasinya.” 

-[R]-

Kami sampai pada gedung Otis Corp dan masuk dengan mudah karena pengaruh tiga orang yang mempunyai kedudukan dalam perusahaan ini. Ditambah lagi Arthur yang sudah lebih dulu mengatur jalur kami melewati pintu belakang, sehingga tidak banyak orang yang mengetahui kedatangan kami. Tujuan kami hanya ada satu dan tidak mengarah pada ruang lain. Memang sedikit berbahaya, namun saat ini hanya cara ini yang bisa kami pikirkan.

“Case, kau yakin dengan ini?” Nick memandang kami dengan khawatir.

Sebenarnya aku juga ingin mencari jalan lain. “Kau sudah memutuskan untuk ikut dengan kami sampai sini, Nick. Kau tahu ini cara yang bisa kita lakukan sekarang.”

“Ya, tapi—“ ia menggantung kalimatnya, bingung dengan apa yang akan ia katakan selanjutnya. “Jasper, katakan sesuatu,” ia memalingkan wajah ke pemilik nama.

Pandangan Jasper tidak memberikan keterangan secara jelas apakah ia setuju atau menentang ide kami saat ini. “Aku tidak bisa melihatnya. Semua kemungkinan bisa terjadi.”

“Bahkan kemungkinan terburuk? Kita bisa mencegahnya, kan?” Nick masih mencoba mencegah.

“Atau pengaruh dari semuanya, Nick,” jawab Jasper. “Jika berhasil, kita bisa mengetahui sejarah diri kita sendiri selama ini.”

Satu decakan terdengar jelas dari Nick. “Jika ini hanya untuk membuka masa lalu kita, lalu apa pengaruh untuk ke depannya?”

“Mungkin tidak denganmu, tapi aku jelas membutuhkannya,” aku kembali bersuara. “Kau sudah mendengar penjelasan kami tentang formula keempat pil itu dan kau tahu—kita tahu—“ koreksiku dengan cepat, “bahwa hanya kita yang bisa menghentikannya saat ini.”

Keempat pria pemilik lab ini mulai menyelesaikan pekerjaan mereka, tanpa terpengaruh banyak dengan apa yang kami katakan.

Kupandang Nick tenang, masih tetap pada rencana awalku. “Dengar, kau mungkin menentangku akan hal ini dan aku tidak menyangkalnya. Semua kemungkinan bisa terjadi, aku tahu. Tapi untuk kali ini, Nick, biarkan semuanya terjadi,” aku sedikit memintanya. “Jika hal yang terburuk terjadi, kau boleh melakukan apapun padaku setelah semua selesai.”

“Casey,” Jasper nampak tidak menyukai ucapanku.

“Tak apa, Jasper,” sahutku cepat dan bersungguh-sungguh. “Itu semua sepadan,” lanjutku. Kupandang Nick kembali, “jika rencana ini gagal, kau bisa membunuhku setelah aku menyelesaikan Tuan Craig. Kau bisa pegang ucapanku.”

Senyum tipis Nick terlihat, “kau tahu, jika ini gagal, aku punya cukup alasan untuk benar-benar menghabisimu.”

Senyum tenangku terpasang, “seperti yang kukatakan sebelumnya. Itu semua sepadan.”

Lihat selengkapnya