Blurb
Saat ini, takdir telah membuatku merasakan pahit-manisnya hidup layaknya rembulan yang bersinar di langit malam. Sinarnya yang menerpa wajahku, hanya dapat tersenyum tanpa bisa menjawab pertanyaanku—apa rembulannya di ribuan kilometer sana tidak bisa menyampaikan salam rindu yang kuselipkan untuknya pada tiap lantunan doaku?
—Bentala.
Rembulanku di sini melakukan tugasnya sebaik yang kau minta. Asa yang kau tabung di ribuan kilometer sana menjadi pompaan semangat untukku menghadapi rintangan roda misteri dari kehidupan yang terus silih berganti. Meski takdir mengoyakkan raga kita sampai tak bersisa, derasnya badai sekalipun tidak bisa mengubah janji Ilahi. Derai hujan akan selalu kembali pada bentala suci.
—Derai.