Malam belum terlalu larut. Hujan pertengahan bulan Januari tidak terlalu deras, bahkan rinainya hampir tak menyentuh tanah, tertahan oleh dedaunan rimbun pohon-pohon besar yang tinggi menjulang. Namun, suasana terasa mencekam bagi dua orang gadis yang tengah berteduh di bawahnya. Berdua, mereka saling berpelukan, gemetar menahan rasa dingin yang menusuk tubuh.
"Aku takut .... Mana ada orang yang bisa nemuin kita di sini?" Gadis cantik itu mengusap tetesan air hujan yang lolos menembus rimbun dedaunan dan jatuh ke pipinya. Tubuhnya bergetar, matanya sembab karena terlalu banyak menangis. Sementara sosok di sebelahnya, hanya menangis. Matanya yang liar melihat ke sekeliling, menyiratkan ketakutan yang sangat besar.
“Kita harus kuat! Pasti ada yang datang nanti. Kita pasti bisa balik ke tenda,” ucap gadis cantik berpostur tinggi dengan gigi gemeretak. Disingkirkannya helaian rambut yang menempel di pipi kiri dan kanan. Ia bisa merasakan telapak tangannya sendiri yang begitu dingin seperti es.