Rembulan di Ujung Penantian

Fitriyana
Chapter #1

#1. Pertemuan Pertama

Tap tap tap... Terdengar suara langkah kaki yang sedikit berlari. Memecah sepinya malam kala itu.

"Aduh, ngumpet dimana nih?" Suara lirih seorang gadis berambut panjang sebahu.

"Rana, Arana.. Kamu dimana, sih? Kok malah kabur?" Suara seorang pria memanggil nama gadis itu.

Ya, perkenalkan gadis itu bernama Arana. Dan pria bernama Andre yang sejak dulu cinta mati padanya. Mereka teman satu angkatan di kampus, bahkan satu kelas tapi Arana berulang kali menolak pernyataan cinta Andre.

"Aduh.." Teriak Arana menabrak seseorang di depannya.

"Apasih.. Lihat-lihat dong kalau jalan" Gerutu seorang pria menoleh ke arah Arana.

"Maaf, maaf ga sengaja, beneran maaf aku terburu-buru tadi." Arana mengatupkan kedua tangan sebagai tanda maaf.

"Arana. Akhirnya ketemu juga. Ngapain pake acara kabur segala? Aku mau kasih cokelat ke kamu, Ra." Ujar Andre dengan riang mendapati Arana berdiri tak jauh dari dirinya.

"Mampus aku.." Gumam Arana pelan.

"Tuh, dicari cowok kamu." Sahut pria itu.

"Please, tolongin dong. Itu bukan cowok aku. Aduh gimana nih? Cowok itu kejar aku terus." Arana memelas.

"Bodo amat, bukan urusanku juga." Jawab pria itu.

Arana hanya bisa pasrah dan diam membatu. Andre pun langsung menghampiri.

"Ayo, Ra. Aku antar pulang sekalian. Jangan jual mahal sama aku." Andre memegang tangan Arana.

Arana masih diam dengan perasaan tidak nyaman. Wajahnya tertunduk, matanya berkaca-kaca.

Tiba-tiba,

"Jangan sembarangan pegang pacar orang. Ayo kita pulang, sayang." Pria itu menarik tangan Arana menjauh dari Andre.

Arana tersentak, menoleh ke arah si pria. Tak ada pilihan lain, ia pun mengangguk lalu berjalan menjauh dari Andre. Melihat itu, Andre hanya diam membisu.

Setelah berjalan agak jauh, pria itu menghentikan langkahnya.

"Lho kok berhenti?" Tanya Arana spontan.

"Memangnya sampai kapan harus gandeng tangan kamu?"

"Eh, maaf maaf.." Arana melepaskan genggaman tangannya.

Aduh bego banget aku, malu.. Ujarnya dalam hati.

"Makasih banget udah nolongin aku-- "

"Udah nggak usah basa basi lagi, terpaksa aku nolongin kamu. Kamu itu jadi cewek kalau memang nggak suka sama cowok tadi ngomong dong. Jangan diem aja. Jatuhnya kasih harapan ke dia. Pake acara nangis lagi." Potong pria tadi.

"Aku nggak nangis kok.. " Arana mengusap pipinya.

Lho aku nangis? Kapan? Aduhhh...Tambah malu.. Kenapa nggak kompromi sih mata. Batin Arana.

"Aku pergi dulu. Kamu bisa pulang sendiri, kan?" Kata pria itu ketus.

"Iya, iya.. Makasih banget untuk yang tadi.. Maaf udah libatin kamu sama urusanku. Kapan-kapan aku traktir deh, buat balas budi." Arana menyunggingkan senyumnya.

"Oke, kapan?"

"Eh.."

"Kok, eh? Kan tadi bilang mau traktir."

Hahahaa... Aduh niatnya cuma basa basi, eh ditagih beneran.. Gumam Arana dalam hati.

"Bercanda kali, serius amat." Goda pria itu tersenyum tipis.

Dug dug dug..kok jadi deg degan gini.., kalo dilihat-lihat senyumnya manis banget. Batin Arana mengamati wajah pria tadi.

"Emm.. Nggak apa-apa kok. Kapan-kapan aku traktir beneran. Oh iya, nama kamu siapa? Dari tadi belum sempat kenalan. Aku Arana, panggil aja Rana."

"Udah tau, tadi dengar cowok tadi panggil nama kamu. Aku duluan." Pria itu berjalan menjauh.

"Eh, nama kamu siapa?! Serius nanya." Ujar Arana setengah teriak.

"Raja.. " Ucap pria itu sambil berlalu.

"Hei, tunggu.. Minta nomor ponsel...." Teriak Arana, tapi Raja sudah terlalu jauh untuk mendengar ucapannya.

"Kamu... Raja" Ucap Arana pelan, memandang Raja yang berlalu dalam kegelapan malam.

Akankah mereka berdua akan bertemu lagi?

*****

Arana POV

"Kring.... Kring.... Kring..." Suara alarm memekakkan telingaku.

"Sudah pagi lagi? Ah, masih capek sekali badanku."

Lihat selengkapnya