Rembulan Maheswari

Dee🍓
Chapter #25

24. First date?

KUPANDANG wajah itu dengan ragu.

Apa, jika aku mengatakan tentang Deon padanya, Meisie akan percaya? Kurasa tidak. Akan tetapi, aku tidak ingin jika nantinya gadis itu malah semakin tersakiti.

"Ayo ke kantin, Lan," ajaknya yang langsung menarik lenganku menuju kantin seperti biasa. Kami memesan beberapa makanan di sana. Tak lama, pesanan pun tiba.

Kutatap sekali lagi wajah cerianya. Demi apapun, aku sangat ragu. Namun, memberitahu adalah jalan yang terbaik ketimbang melihatnya terluka.

Aku menuliskan sesuatu pada catatan kecil yang selalu kubawa ke mana-mana, kemudian mencolek lengannya hingga membuat pandangannya terarah padaku.

"Hm?" tanyanya yang masih fokus mengunyah bakso.

"Ada yang ingin kubicarakan."

"Apa? Nggak usah ragu-ragu gitu, kayak ke siapa aja." Ia terkekeh kecil. "Eh, hai." Aku mendongak, menatap pada seseorang yang baru saja di sapanya.

"Hai, Sayang!" Deon bersuara lalu duduk di depan kami.

Sial, dia mengacaukan semuanya. Bagaimana aku mengatakannya sekarang?

"Kemarin ke mana aja? Aku hubungin kok nggak bisa sih?" rengek Meisie.

"Ke-kemarin, aku nggak pegang HP. Kan, sekarang lagi sibuk."

Aku tahu itu hanya sebuah kebohongan.

"Oh gitu." Meisei mengangguk-angguk. Kenapa anak ini bisa sepercaya itu?

"Kamu tolong ngertiin aku ya," ujarnya lembut sembari menggenggam tangan Meisie.

"Iya, aku selalu ngertiin kamu, kok." Gadis itu tersenyum. "Eh iya, tapi pas kemarin aku telepon kamu, kok yang angkat cewek, ya?"

Deon gelagapan. "Oh anu, itu kakak aku."

"Bukannya, kamu bilang cuma punya kakak laki-laki?"

"Kan, ka-kakak sepupu."

Cukup sudah. Aku merasa muak mendengarkan pembelaan yang laki-laki itu ucapkan.

"Kamu jangan percaya padanya. Apa yang diucapkan olehnya itu bohong karena dia selingkuh di belakangmu, Meisie!" Gadis itu mengkerutkan dahi setelah membaca tulisanku. Tak lama setelah itu dia tertawa.

"Apaan sih, Lan?" katanya yang masih tertawa—tawa yang terdengar dipaksakan.

"Emang apa katanya?"

"Masa kamu dibilang selingkuh. Ada-ada aja nih." Sekilas tatapan tak suka dari Deon dilemparkan padaku.

"Aku tidak bohong, kamu harus percaya denganku."

"Apa, sih? Kamu ini kenapa? Udah ah, aku nggak suka kamu beropini kayak gitu. Sama aja kalo kamu nganggep pacarku bukan orang baik."

"Tetapi dia memang tidak sebaik yang kamu kira!"

"Udah ya, Lan! Aku bisa marah lho. Bercandaan kamu nggak lucu sumpah!"

"Tolong percaya denganku. Kemarin aku melihat dia jalan berdua dengan gadis lain. Dia bohong padamu, Meisie!"

BRAK!

"Aku bilang udah ya udah! Jangan nuduh-nuduh kayak gitu dong!"

"Udah Sayang, udah." Kedua tanganku mengepal ketika menatapnya yang seakan-akan merasa tak bersalah.

"Lo jangan nuduh yang sembarangan dong! Bahkan, kita nggak pernah ketemu saat di luar kampus!" Deon bersuara.

"Oh ya? Nggak pernah ketemu? Terus, waktu di toko buku itu apa?" Satya tiba-tiba muncul dengan senyum miring andalannya.

"Lo lagi, lo lagi! Ngapain sih ikut campur urusan orang?" Meisie memandang malas bercampur tak suka padanya.

"Lo itu bego apa gimana sih? Jelas-jelas dia bohong tapi lo percaya aja!"

"Heh, jangan ngatain orang sembarangan!" Lelaki dengan kulit sawo matang itu mencengkram kerah kemeja Satya.

"Asal lo tau ya, kemarin gue sama Bulan ke toko buku dan ngeliat si brengsek ini lagi ngerangkul cewek lain, mana mesra banget lagi."

BUGH!

Satu pukulan Deon mendarat tepat mengenai bibir Satya. "Nggak usah nuduh sembarangan lo!"

"Yang diucapkan Satya itu benar! Kamu harus percaya!"

"Jangan percaya sama mereka! Nggak mungkin aku selingkuh di belakang kamu."

"Atau, kalian ngerencanain ini buat ngerusak hubungan kita? Jangan-jangan, kamu punya perasaan lagi, sama Deon?" Cepat-cepat aku menggeleng.

"Mending, aku antar kamu ke kelas deh. Malu tuh diliatin banyak orang." Deon merangkul pundaknya untuk pergi dari area kantin.

Aku ingin mengejar mereka, namun Satya menahan lenganku dan menyuruh untuk duduk.

"Biarin aja dulu, percuma kalau dikasih tau sekarang, karena dia nggak akan mau ngedengerin omongan lo." Ada benarnya juga. Aku menghela napas kasar, lantas memilih duduk.

🌙🌙🌙

"Apa lagi sih? Kamu mau bilang kalau Deon selingkuh di belakang aku? Aku nggak tau ya cowok itu ngehasut kamu kayak gimana, sampe kamu mau aja dibegoin!"

"Tolong percaya denganku karena kamu lebih lama kenal aku ketimbang Deon, dan aku pun tidak mungkin membohongimu." Meisie terdiam. "Aku hanya tidak ingin kamu tersakiti nantinya."

"Ka-kalau gitu, mana buktinya?" Kini, giliran aku yang terdiam.

Lihat selengkapnya