AKHIR-akhir ini, ada banyak hal dalam diriku yang hilang entah ke mana bersama dengan sosokmu. Sosok yang bahkan selalu masuk di sela-sela pikiranku. Sosok yang mampu meringankan sedikit beban di hidupku.
Kini, tak ada lagi sosok itu. Tak ada lagi sosokmu yang selalu memberikan pelukan hangat ketika tetes hujan turun membasahi bumi. Hingga akhirnya, itu semua hanya tersisa sebagai kenangan.
Entahlah, tak jarang aku kembali mengingatmu. Di setiap detik milikku selalu dipenuhi ingatan tentangmu. Selalu tentang kamu. Bahkan, kita tak memiliki hubungan apa-apa sebelumnya, selain hanya sebatas teman.
Namun, untuk hal seperti ini, siapa yang harus disalahkan?
Diriku? Kamu? Atau, malah takdir?
Tidak!
Sejak awal, semua ini datang tanpa sebab, kemudian pergi tanpa alasan.
Terimakasih sudah mau menjadi kebahagiaan nyata bagiku. Meski, pada akhirnya kamu hanya sebatas angin semu.
Aku bahagia karena pernah menjadi rumah untukmu. Walaupun akhirnya, kamu pergi dan tak kembali. Maaf, jika aku terlalu sering mengucapkan kata rindu. Karena nyatanya, hanya itu yang bisa kuucapkan ketika raga ini tak mampu lagi menahannya.