Aku pikir luka ini akan segara sembuh
Makanya aku abaikan saja
Ternyata aku salah
Luka ini butuh obatnya
-Reina
"Gue mau lo."
Kata-kata itu terus terngiang dipikirannya. Elang tak tau apa yang terjadi kepada dirinya sampai-sampai mengatakan hal bodoh yang seharusnya tak ia katakan. Niatnya hanya ingin bermain-main sedikit dengan Reina. Namun, yang terjadi justru hal yang tak pernah disangka Elang. Bagaimana bisa gadis itu mencium Elang, lalu tanpa perasaan pergi begitu saja.
Kini Elang sedang berada di roftop sekolah, ia memutuskan bolos jam pertama. Angin sepoi-sepoi merayu Elang untuk tertidur. Sialnya, baru akan memejamkan mata terdengar suara dobrakan pintu dari luar. Pintu menuju roftop memang sengaja Elang kunci karena tak ingin ketahuan oleh guru jika bolos sekaligus tak ingin diganggu oleh siapapun. Elang bangkit dari rebahan dan berjalan menuju pintu roftop. Sesampainya di depan pintu, Elang hanya berdiri dan mencoba untuk mendengar siapa yang ada di balik pintu itu, ia takut jika yang berdiri di sana adalah guru.
"Buka woi!" teriak seseorang di balik pintu.
Elang sepertinya kenal dengan suara itu. Setelah memastikan jika suara yang ia dengar bukanlah suara salah satu gurunya, Elang langsung membuka kunci. Ketika pintu terbuka, alangkah terkejutnya Elang melihat wajah gadis yang tadi pagi menciumnya kini berdiri di hadapannya. Elang memutar kedua bola matanya. Lalu menyingkir dari depan pintu membiarkan Reina masuk.
💊
Matahari sedang berada dipuncaknya, menyinari setiap sudut yang membutuhkan. Satu hal yang paling anti dilakukan oleh Reina, yaitu harus berdiri ditengah terik matahari sambil hormat bendera.
Setelah kejadian Reina yang mencium Elang saat masuk kelas ia langsung disambut dengan ocehan buk Klana karena ia yang terlambat masuk kelas. Setelahnya Reina dihukum hormat bendera sampai jam istirahat. Hal yang memalukan sekali bagi seorang Reina yang tak pernah sedikitpun melakukan kesalahan.
Reina memang anak yang taat akan peraturan sekolah, tapi jika ini menyangkut harga dirinya tak ada salahnya sesekali ia melanggar. Setelah menoleh ke kanan dan ke kiri dan memastikan tidak ada yang mengawasi, Reina akhirnya pergi meninggalkan lapangan upacara bendera. Rasa haus karena harus berjemur selama kurang lebih satu jam menjadikan kantin adalah sebagai tempat pertama yang harus Reina kunjungi
"Teh esnya satu bu!" pinta Reina kepada bu siti, ibu kantin sekolah.