Remember

Rhy_ana
Chapter #2

Awal Mula Pertemuan #2

2


Awal Mula Pertemuan.


Siang itu, cuaca sedang tidak bersahabat dengan keadaan, awan hitam mulai terlihat di ujung sana, suara gemuruh langitpun terdengar jelas di telingaku, padahal sudah ku pakai headset agar keributan di langit tidak terdengar, jaket ini masih melekat di tubuhku yang mungil.

Aku masih mematung di depan sebuah kafe menunggu agar hujan ini segera reda, ku julurkan telapak tanganku agar percikan hujan yang jatuh dari genting mengenai tanganku, di sebrang sana seorang pria mematung di depan toko kue, sama sepertiku menunggu hujan reda.

Kupluk jaketnya hampir menutupi setengah wajahnya, di masukan kedua tangannya ke dalam kantung jaket, aku tidak bisa melihat kedua matanya, tapi sepertinya tatapan pria itu sedang kosong, sedari tadi tubuhnya tidak bergerak sedikutpun.Tak terasa aku memperhatikan pria itu sampai hujan reda, hanya buliran hujan saja yang mengenai jaketku.

“Akhirnya aku bisa pulang” gumamku senang seraya menelusuri jalan pulang yang basah karna hujan, aku sedikit bermain-main dengan genangan itu, tanpa di sengaja di dalam genangan itu aku melihat sesosok pria yang sedang mengenakan jaket abu, orang itu sedang berdiri di atap rumah.

“Siapa itu?” aku menoleh kearahnya, tapi orang itu dengan cepat mengilang. Bulu kuduk ku mulai tidak karuan, dan aku baru sadar kalau perjalanan pulangku sangatlah sepi, ku paksakan kaki ini agar cepat berjalan.

Aku bisa merasakan ada orang yang sedang mengikutiku dari belakang, aku terdiam, lalu dengan cepat berbalik agar aku bisa melihat sosok pria berjaket abu itu.

Benar saja aku sudah mendapati sosok itu di depanku dengan tangan yang sudah terikat dan beberapa lebam di sekitar wajah dan bibirnya. Pria sekitar 40 an itu kini sedang bertekuk lutut di hadapanku, kedua lengannya juga ikut terikat kuat.

“Paman siapa?” tanyaku berusaha memberanikan diri, tapi di sisi lain aku kasian melihatnya, aku yakin paman ini yang tadi berada di dalam genangan air itu, apa yang ia incar dariku? Tiba-tiba sesosok pria bertubuh tinggi menyambar lengan kananku dari arah belakang membuatku spontan melihatnya.

“Siapa kamu..?lepaskan!” aku mulai panik, pria ini yang tadi berada di depan toko kue, pria ini masih menggenggamku yang dingin tanpa menghiraukan wajah takutku.

“Paman ini sudah mengikutimu sejak kamu masih di kafe, dia membawa senjata tajam” celetuknya datar, ternyata Paman ini sudah berniat jahat dari awal padaku, pisau yang di genggamnya sudah tergeletak di tanah.

“Aah terimakasih sudah me..menolongku” ucapku malu-malu. Padahal kami belum pernah berjumpa sebelumnya, melihat wajahnyapun aku tidak pernah, tapi aku sudah menebak kalau wajah pria ini setampan pangeran impianku haha..huh rasanya jantungku mulai berdetak kencang aku bisa merasakan itu, dia masih menggenggam tanganku.

“Itu..maaf, tanganmu” mataku mendelik ke arah tanganku dan tangannya, memberinya kode agar segera melepaskan genggamannya yang hangat.

“Maaf, telah membuatmu merasa tidak nyaman” ucapannya masih datar, aku tidak mendengar kegugupan darinya

“Siapa namamu...?maaf apakah kita sebelumnya pernah bertemu?”

“Itu tidak penting, yang penting sekarang cepatlah pulang sebelum hujan turun lagi” menyebalkan dia malah mengusirku dengan nada datarnya, padahalkan aku sudah berusaha ramah di hadapannya.Akhirnya aku pergi meninggalkan tempat sepi ini, aku masih menatap punggungnya dari jauh.

Lihat selengkapnya