Remember

Rhy_ana
Chapter #3

Si Mesterius #3

3

Si Misterius


RIANA_.

Di meja makan, kakak ku sudah menyiapkan sarapan untuk adiknya yang tercinta ini, walaupun dia menyebalkan bagiku dia tetaplah kakak ku. Namanya falah dia kakak perempuanku satu-satunya, aku di besarkan dan di didik juga olehnya, sekarang dia bekerja di salah satu kedai di sana, biasanya sehabis pulang dari kuliahku yang melelahkan aku suka menyempatkan waktuku di kedainya, merehatkan sedikit pikiranku, dan sedikit bercerita padanya tentang hari kuliahku.

“Riana nanti sehabis pulang kuliah tolong antarkan flashdisk di lemari kecilku” secarik kertas terdampar di atas roti lapisku, aku menghela nafas berat,rasanya selain menjadi adik dia menjadikanku sebagai pembantu setianya, aku tahu alasan dia menyuruhku untuk mengantarkan flashdisk ia hanya ingin aku mendengarkan semua ceritanya nati saat aku sudah di sana, cerita yang sering ia ceritakan kepadaku siapa lagi kalau bukan tentang suaminya. Aku melahap roti isiku dengan kesal.

"ah dia ini"

...

“Riana apa kabar..?”aku menoleh ke sumber suara, pria itu berada di dalam mobil hitamnya, dan satu bodyguard berwajah menyeramkan sedang mengemudi.

“Rugal..?” pria menyebalkan itu lagi. Aku hanya mengernyit geli saat melihatnya lalu memilih untuk melanjutkan perjalanku ke kedai, sialan mobilnya malah mengikutiku.

“Butuh tumpangan?”

“Tidak, terima kasih”

“Di dalam masih luas, masuklah! Akan ku antarkan kemanapun kamu mau” aku hanya mendeliknya tak suka, menjijikan.

“Riana” sekarang ia malah menggodaku, membuatku semakin merinding, dia ini mentang-mentang orang terpercaya Ayah jadi bisa seenaknya menggodaku seperti itu.

“Aku tidak butuh bantuanmu, terima kasih” ketusku lalu meleos pergi meninggalkannya. Kulihat dia yang terus menerus tersenyum genit ke arahku. Aaarrgh! Ingin rasanya ku patahkan lehernya itu.

Setelah panjang lebar bercerita pada Kak Falah soal kejadian Rugal tadi, Kak Falah malah menyodorkan semangkuk es yang atasnya penuh dengan lumeran coklat sambil meledek ku, aish sia-sia saja aku bercerita soal Rugal, dia malah menertawaiku sekarang, dasar pendengar yang buruk.

“Riana kamu tahu pria yang suka memakai kupluk jaket?”

“Hah apa?” sahutku kurang fokus.

“itu...itu pria yang sedang memainkan yoyo di sebrang sana” Kak falah menunjuk ke sebrang sana, pria berkupluk itu sedang bersandar di samping tihang ring basket sambil memainkan yoyo. Aku sedikit terhentak saat melihatnya lagi. Dia Malik yang kemarin menolongku.

“Oh itu kenapa..?”

“Hampir setiap hari dia datang ke sini, lalu memesan pesanan yang sama setiap harinya” keningku berkerut sebentar. Pura-pura tidak peduli, tapi sebenarnya aku ingin tahu jika berhubungan dengan pria misterius itu.

“Kakak teliti sekali” celetuku yang masih menatapnya dari sini.

“Kamu mengenalnya..?”

“Hah apa..?tidak, memangnya kenapa..?”

“Tapi dia pernah menanyakanmu, bahkan yah dia tahu kalau aku ini kakakmu” ucapnya dengan rasa bangga, aku masih terdiam menatapnya dari kejauahan sambil mencerna ucapan Kak falah, kenapa dia menanyakanku? Dari mana dia tahu kalau Kak falah adalah Kakak ku? Sebenarnya dia ini siapa?

“Menanyakanku?" Ulangku tidak percaya, kakak mengangguk pelan, padahalkan aku baru saja mengenalnya, bahkan aku sendiripun tidak tahu siapa dia, untuk yanng kedua kalinya aku melihat Malik tidak membuka kupluk jaketnya lagi, dia ini..seperti anak kurang sosialisasi, suka menyendiri, tidak punya teman, lihat saja! Malik hanya asik sendiri dengan yoyonya.

Bunyi lonceng pintu membuyarkan lamunanku, aku kembali fokus ke target yang ada di sebrang sana, sosok itu menghilang, kemana dia?aku celingukan mencarinya. Aku tekejut saat melihatnya sudah berada di sebelah tempat duduk ku.

“Kakak sejak kapan dia datang?” bisik ku pelan.

“Dia baru saja datang, pria itu misterius sekali bukan..?” tembal Kak falah.

Lihat selengkapnya