5
Cinta Terpaksa
RUGAL_.
Suara gelagak tawa terdengar menggema di rumah ber cat putih ini. Ada raut wajah kebahagiaan di sana. Aku faham betul tentang pertemanan Ayah dan Tuan Jafar, iya dia Ayah dari Riana dan Kak Falah, ku lihat mereka sedang asik bertukar cerita, mengulang hal bodoh mereka, membuat lelucon dan tertawa sepuasnya. Ayah Riana terlihat jelas kharismanya meskipun sedang tertawa dia sungguh menjaga martabatnya. Sedangkan Ayahku hanya sebuah boneka yang hidup matinya hanya untuk tuan Jafar.
Itu hal bodoh bagiku, tak punya pendirian, tapi mau bagaimana lagi, perusahaan Ayah ada di tangan Tuan Jafar, bahkan semua yang aku lakukan selama ini hanyalah sebuah paksaan agar tuan Jafar dan Ayahku sendiri senang, termasuk gadis incaranku, Riana.
Sebenarnya Tuan Jafar sangat menyayangi kedua putrinya itu, hanya saja karna tugas Tuan Jafar menjadi terlihat seperti Ayah tiri yang tak peduli pada kedua putrinya.
“Bagaimana kabar putrimu Riana?” tanya Ayah yang masih geli dengan tawanya sendiri.
“Hmm baik-baik saja, mungkin 3 hari kebelakang ini Riana sering sekali melamun kata Falah, seperti sedang banyak masalah” Tuan Jafar mengernyit membayangkan wajah gadisnya yang kusut.
“Kamu tahu dia kenapa Rugal?”
“Padahal kemarin-kemarin aku sudah memberinya hadiah, aku lihat dia seperti baik-baik saja Tuan” selak ku
“Mungkin masalah kuliahnya atau temannya atau mungkin..”
“Maafkan Rugal Tuan, dia sepertinya terlalu sibuk latihan untuk simuliasi, jadi tidak sempat menghiburnya” Ayah memotong pembicaraanku, dan menceritakan kisah semaunya, akhirnya aku lebih memilih untuk diam dan tersenyum jika diantara mereka ada yang menyebut namaku. Aku benci jika harus bertahan dalam keadaan seperti ini.
“Tidak, ini bukan salah Rugal, kebelakangan ini badanku memang sedang kurang sehat” Riana datang dan memotong pembicaraan Ayahku, jadi ceritanya dia ini membelaku? Kedua matanya merah dan sedikit berair di sampingnya, biar ku tebak dia sedang sakit kepala.
“Riana seharusnya jika terjadi sesuatu walaupun itu keadaan kesehatanmu beritahu saja pada Rugal” ucap Tuan Jafar tapi Riana tak menolah sedikitpun ke arah kami, tangannya sibuk meracik sesuatu.
“Tak apa Ayah, aku bisa sendiri”
“Seharusnya Rugal yang lebih peka pada kondisi Riana, wanita kan memang selalu malu kalau di suruh mengawali” Ayahku mulai menyalahkanku lagi.
“Tak apa Paman, aku tidak mau merepotkan Rugal, dia juga punya kesibukan sendiri, lagi pula kan aku sudah besar bukan anak kecil lagi” senyuman itu terlihat kuat, Riana akhirnya pergi meninggalkan kami dan masuk ke kamarnya.
...
“Lain kali terus awasi Riana, kenapa dia bisa sakit? Memangnya kamu tidak bisa stay di sampingnya, atau jangan-jangan selama ini kamu tidak menjaganya?” aku tahu Ayah pasti akan memarahiku, tangannya mencengkram jas milik ku, tapi matanya fokus ke arah jalan karna sedang mengemudi.
“Aku sudah menjaganya”
“Kamu tahu pendaftaraan simulasi itu sangat mahal, tapi Tuan Jafar baik kepada kita, dia sudah mendaftarkanmu, kamu yang tidak tahu diri” Aku yakin amarahnya makin meluap sekarang, aku menelan ludah kecut, setelah ini Ayah pasti akan menurunkanku di sembarang jalan, anggap saja itu sebagai hukuman.
“Ayah tahukan Riana, dia selalu saja menghindariku” suaraku mulai terdengar parau, apa-apaan ini rasanya aku ingin menangis. Di tambah tanganku yang sekarang ikut gemetar.
“Itu karna kamu tidak berhasil membuatnya nyaman, selama ini kamu kemana saja hah? Menakhlukan wanita saja tidak bisa, bagaimana sih?
“Padahal aku sudah memberikan segalanya..apa lagi yang kurang?aku sudah menuruti segala kemauannya, tapi tetap saja tidak ada hasil dia malah semakin ingin menjauhiku” tembalku pada Ayah, Ayah menginjak remnya tiba-tiba membuat kami sedikit terdorong ke depan, mobil kami berhenti, Ayah menyuruhku untuk keluar dan pulang sendiri.
Aaakh sialan!
Jika aku tidak menyayangi Ayah aku tak akan pernah sudi melakukan drama bodoh ini.