26
Malik Tak Bisa Berbuat Apa-Apa
Kami mengahabiskan waktu sekitar 10 menit untuk berbincang sambil menunggu Riana, ku lihat Chika yang hanya berdiri di ambang pintu dapur.
“Dia adikmu?” bisikku berharap tidak terdenagr olehnya.
“Dia sepupuku, kenapa?”
“Dia pernah memukulku waktu itu, lihat lebam di rahangku masih terlihat merah” ujarku sambil memperlihatkan lebam di rahangku.
“Oh jadi kamu orang yang pernah menjatuhkan makanannya, dan dapat pukulan darinya” Malik tertawa lalu di susul dengan decihan Chika yang masih terdengar olehku.
“Maafkan sepupuku, dia memang seperti itu”
“Biarkan saja” ucapku masih menatap Chika. Tak lama Riana datang sambil mengusap-usap handuk ke kepalanya, dia nampaknya terkejut melihat kehadiranku.
RIANA_.
Tubuhku otomatis membeku setelah melihat siapa yang tengah mengobrol dengan Malik di ruang tamu. Chika bingung dengan tatapanku yang tak biasanya. Rugal melempar senyuman bangga dengan tatapan matanya yang sayup.
“Siapa dia?” bisik Chika.
“Dia Rugal” Chika hanya berdehem seolah tak peduli dengan nama itu.