“Temani dia terus dan jangan biarkan dia terlalu banyak melamun. Kamu bisa membuat dia sibuk dengan sesuatu.” Pesan dokter Martin pada Andrew siang itu saat mereka berdua berjalan menyurusi halaman rumah sakit. Sementara Lea sudah berjalan lebih dulu. Dia sedang mencari bunga Azalea yang ditanamnya dulu saat masih dirawat di rumah sakit ini.
“Menurut dokter, apa yang membuatnya tiba-tiba seperti itu? Satu setengah tahun ini, dia sudah membaik.”
Dokter Martin menggeleng. “Tidak ada yang tahu dengan kondisi psikologis seseorang. Lea tidak hanya menderita secara psikologis, tetapi juga retrogade amnesia karena peristiwa itu. Mungkin, ada sesuatu yang membangkitkan ingatannya kembali.”
"Dia bisa saja berhalusinasi karena kondisi psikologisnya. Mungkin dia stres. Ditambah, dia memiliki ingatan bawah sadar. Apa yang dia lihat atau merasa dialaminya adalah kembalinya ingatan lamanya yang tercampur dengan keadaan sekarang." tambah dokter Martin.
Andrew memikirkan segala sesuatu yang mungkin saja membangkitkan kembali ingatan masa lalu Lea, tetapi dia tidak menemukan apapun. Dia dan ibunya Lea sudah membuang semua hal yang akan mengingatkan Lea pada masa lalunya.
“Kalaupun pada akhirnya dia benar-benar mengingatnya, dia hanya butuh pendampingan untuk menerima kenyataan.”
Andrew mengangguk. Dia sudah bertekad untuk terus bersama Lea dan tidak akan meninggalkannya sendiri.
“Terima kasih, dokter.”
Dokter Martin tersenyum. “Datanglah kapan saja Lea membutuhkan bantuan.”
Andrew kemudian berjalan pergi meninggalkan dokter Martin, menyusul Lea yang sudah lebih dulu berada di ujung taman. Dia sedang melihat bunga Azalea yang ditanamnya dulu tumbuh subur dan semakin banyak.
“Kamu senang karena tanamanmu tumbuh sempurna di sini?”
Lea mengangguk. Sudut bibirnya tertarik ke samping. “Mereka tumbuh dengan baik di sini.”
“Kita pulang sekarang?”
Lea mengangguk lagi, lalu berjalan bersisihan dengan Andrew menuju ke halaman parkir. Tidak ada yang bicara. Lea juga tidak menanyakan alasan Andrew mengajaknya kemari. Dia bersikap seolah tidak ada yang terjadi. Namun, dia lebih banyak diam dalam perjalanan pulang.
“Obatmu. Pastikan kamu meminumnya sesuai jadwal.” Andrew mengulurkan obat yang dibelinya di apotek saat mobil sudah berhenti di depan rumah kost Lea. Setelah mengucapkan terima kasih, Lea melangkah turun dari mobil. Dia langsung masuk ke dalam rumah kost tanpa menoleh lagi pada Andrew. Entah apa yang ada di pikirannya. Andrew juga tidak tahu apa yang dibicarakannya dengan dokter Martin, karena itu adalah privasi pasien bersama dengan dokter.