Lily berjalan ke sekolah dengan wajah yang lesu dan mata yang sembab. Ia bahkan masih terus menerus terisak isak sambil terus berjalan ke sekolah. Ia lebih memilih untuk berangkat sendiri daripada diantarkan oleh ayahnya, karena ia tahu bahwa ayahnya pasti akan terus memintanya untuk berhenti menangis sedangkan Lily tidak bisa sama sekali menahan tangisannya.
“Tahan njir. Lu udah gede!” gumam Lily yang terus terusan menangis sambil memegangi tasnya. Sesampainya di sekolah, seisi sekolah memandangi Lily dengan tatapan iba. Tak lama salah satu temannya sekaligus sepupu jauhnya, Robert mendekatinya dan menepuk pundaknya.
“Gua tau pasti sulit, lu pasti bisa kok,” ujar Robert yang memandangi wajah Lily sesaat kemudian meninggalkannya karena permintaan Lily. Tak lama kemudian, Charlotte dan Catherine, dua sahabat Lily datang mendekati Lily dan terkejut melihat wajah Lily.
“Eh lu kenapa woi?” tanya Charlotte yang biasa dipanggil Char. Catherien pun kemudian menaikkan kepala Lily dan langsung membantu menghapus air mata Lily. Lily hanya menatap mereka berdua dengan wajah terkejut dan terdiam. Ia seperti kebingungan akan suatu hal, namun ia hanya terdiam.
“Eh sorry sorry, gua ngusap gini lu jadi gak nyaman ya?” tanya Cath yang langsung berdiri.
“Li.. Lu kalo punya masalah, lu bisa kok cerita sama kita. Kan kita sahabat lu,” kata Char sambil tersenyum tipis dan merangkul Lily. Lily sontak langsung berdiri dan menatap aneh Char dan Cath.
“Kok... Lu berdua gak kenapa kenapa?” tanya Lily sambil memasang wajah terkejut dan bingung. Char hanya menatap Cath sesaat dan kemudian tersadar.
“OALAAA! Gara gara kemarin gua cerita kita jatoh dari tangga? Haahah gapapa kali ih, lu ngapain khawatirin kita ketika lu sendiri ada masalah pribadi sih?” Ujar Char.
“Oh lu cerita kalo kemarin kita jatoh?” tanya Cath. Char mengangguk mantap. Lily kemudian mengalihkan pandangan keluar jendela dan tetap memasang wajah kebingungan namun memilih untuk diam.
“Haha, lu bingung kenapa kita keliatan fine aja setelah jatoh? Yaiya lah, orang kita jatoh bukan dari atas sampai bawah, cuman jatoh selisih dua anak tanga doang woe,” jelas Cath. Lily kemudian menghembuskn nafas lega.
“Lu kenapa sih? Ada masalah keluarga? Kok sampai nangis nangis gitu?” tanya Cath. Lily kemudian terdiam sesaat dan mengangguk. Cath dan Char pun langsung memeluk Lily sambil tersenyum. Begitu pula dengan Lily yang langsung tersenyum lebar.
“Eh pelajaran pertama apa woi?” tanya Cath. Lily hanya melirik sekitar.
“Mat aelah,” jawab Char yang kemudian beranjak dan menarik Lily dan Cath keluar kelas. Ia menarik kedua temannya itu ke kantin.
“Mbolos aja udahlah, gua males mat. Otak gua berasap,” celetuk Char sambil meminum minuman yang ia bawa.