REMINISCENCE ELEGY

mahes.varaa
Chapter #4

ELEGI 4 SATU DARI EMPAT ANAK LAKI - LAKI

“ Ada apa denganmu ?” tanya Rury melihat Livia yang seringkali tidak merespon ketika Rury bicara dengannya. 

“ Aku hanya sedang memikirkan sesuatu. “ jawab Livia. 

“ Apa yang sedang kamu pikirkan ? dua hari kamu hanya diam di rumah, kukira kamu sudah beristirahat dan menenangkan pikiranmu ?” kata Rury. 

“ Aku ingin bertanya sesuatu . . lebih tepatnya aku ingin meminta pendapat darimu.” Kata Livia tiba – tiba. 

“ Tentang apa itu ?” tanya Rury, “ harusnya kamu tanyakan sejak tadi jika ingin meminta pendapatku. “ 

“ Apa yang akan kamu lakukan jika suamimu memiliki rahasia ?” tanya Livia. 

Rury tersenyum mendengar perkataan Livia, “ Tidak ada manusia di dunia ini yang tidak memiliki rahasia . . wajar saja jika suamimu memiliki rahasia. “ 

“ Maksudku rahasia tentang wanita . . . “ kata Livia. 

“ Tunggu . . .apa yang kamu maksud suamimu berselingkuh di belakangmu ?” tanya Rury terkejut. 

“ Bukan . . aku tidak bilang suamiku berselingkuh di belakangku. Hanya saja aku menemukan sesuatu yang membuatku merasa seakan empat tahun pernikahanku ini sia – sia saja. Aku bahkan tidak mengenal suamiku dengan baik hingga aku tak tahu suamiku memiliki rahasia. “ jelas Livia. 

“ Apa maksud perkataanmu itu dengan mengatakan empat tahun pernikahanmu sia – sia?” kata Rury, “ bukankah kamu sudah memberikan buah hati. Menurutku itu adalah hadiah terbesar untuk sebuah keluarga. “ 

“ Kamu benar juga. . . “ kata Livia menghela nafas panjang. 

“ Jadi apa yang kamu maksud dengan rahasia? Yang kamu katakan bukan mengenai aib buruk suamimu bukan ?” kata Rury memastikan, “ kalau masalah aib atau apapun yang berhubungan dengan itu mungkin lebih baik kamu simpan saja. Tidak baik menceritakan keburukan orang lain. Apalagi ini adalah tentang suamimu sendiri.” 

“ Bukan mengenai aib. Hanya bagian masa lalunya yang tak pernah dia ceritakan padaku. “ jawab Livia, “ masa lalu di mana dia bisa tersenyum begitu indah begitu lepas yang hingga saat ini aku tak pernah melihatnya. “ 

“ Ah. . . itukah alasannya kenapa kamu mengatakan empat tahun pernikahanmu adalah sia – sia. “ jawab Rury, “ senyuman apa yang kamu maksud hingga kamu terlihat putus asa begitu. “ 

Livia mengambil sesuatu dari dalam tas jinjingnya, “ Ini “ 

Lihat selengkapnya