Jam dinding yang menempel di tembok ruangan meeting kantor PT. Arus Persada sudah menunjukkan pukul lima sore. Waktu dimana seharusnya semua karyawan di perusahaan tersebut selesai bekerja pada hari itu. Namun ruangan dengan ukuran 10x5 meter itu masih nampak begitu ramai dengan orang-orang yang sepertinya tidak menghiraukan dengan waktu yang berjalan.
Sementara karyawan dan para pekerja yang lain telah bersiap-siap untuk pulang dan mengemasi barang-barangnya untuk segera meninggalkan kantor, ada lima orang lelaki dan seorang perempuan muda masih duduk dibalik meja lonjong yang besar dalam ruang meeting itu. Mereka masih sangat antusias dengan pembicaraan dan topik yang mereka diskusikan.
Mereka adalah orang-orang yang dituntut untuk gila akan pekerjaannya, yang mereka pikirkan pada saat itu hanya terpikir keadaan proyek yang belum juga rampung dan semakin dikejar deadline. Dari rapat saat itu, mereka berdiskusi untuk mendapatkan jalan bagaimana cara mereka harus menyelesaikan pekerjaan yang telah tertunda dalam waktu yang cukup lama.
Perusahaan dimana mereka bernaung sedang mengerjakan sebuah proyek yang dibiayai oleh pemerintah serta harus dipertanggung jawabkan hasilnya kepada penyandang dana. Dari alasan tersebut ke enam orang itu mengadakan meeting hingga melebihi jam kerja seperti biasanya.
PT. Arus Persada sendiri adalah perusahaan kontraktor yang bergerak dalam bidang jasa kelistrikan. Seperti pemasangan instalasi listrik di gedung-gedung, maupun pemasangan kabel-kabel listrik yang dilakukan didarat maupun dilaut. Saat itu PT. Arus Persada sedang mengerjakan proyek pekerjaan pemasangan kabel listrik bawah tanah yang menghubungkan pulau Batam dengan pulau Rempang dan Galang. Mereka akan menyelesaikan pekerjaan sebelum kunjungan pejabat negara datang ke pulau itu. Pulau Rempang dan Galang sendiri adalah dua pulau yang berada di wilayah selatan pulau Batam yang dihubungkan dengan enam buah jembatan yang menyeberangi selat-selat kecil.
Randy adalah seorang karyawan muda dengan usia hampir 30 tahun. Ia mempunyai tanggung jawab besar dalam proyek itu, Randy sendiri merupakan lelaki single dengan perawakan yang lumayan atletis dan berwajah cukup menarik. Randy sudah bekerja di perusahaan itu sudah cukup lama hampir empat tahun dan cukup mengetahui seluk-beluk perusahaan tempat dia bekerja.
Kawan Randy bernama Damar adalah kawan yang cukup lama dia kenal. Randy mengenal Damar sejak ia pertama kali masuk di perusahaan itu. Damar sendiri bekerja di perusahaan tersebut setahun lebih lama dari Randy. Tapi sayang posisi Damar di perusahaan itu tidak sebagus Randy. Ini dikarenakan Damar hanya lulusan Sekolah Tinggi kejuruan jurusan kelistrikan sedang Randy telah mengenyam pendidikan Sarjana, sebagai Sarjana Teknik Elektronika di salah satu perguruan tinggi swasta di Yogyakarta. Walaupun beda jabatan antara keduanya, tidak menjadi penghalang bagi mereka untuk bisa menjalin pertemanan dan sebagai rekan kerja yang baik. Damar sendiri adalah pemuda yang cukup cerdas meski pendidikannya tidaklah setinggi Randy.
Dalam rapat sore itu duduk di ujung meja lonjong panjang itu Pak Bangun Rayendra pimpinan proyek dan menjabat sebagai Project Manager di perusahaan tempatnya bekerja. Bangun Rayendra sendiri biasa dipanggil Rendra. Di usia yang hampir memasuki kepala empat, Rendra mempunyai pembawaan yang tegas dan kumis sedikit tipis membuat aura kewibawaan terpancar diwajahnya. Rendra mempunyai wajah yang cenderung oriental dan bermata agak sipit. Lelaki ini jarang sekali tersenyum dan lebih serius pembawaannya.
“Randy!!” Seru Pak Rendra.
“Iya Pak…” Jawab Randy segera, ketika ditanya Pak Rendra.
“Kira-kira masih berapa jauh lagi lokasi peresmian kawasan Galang itu ke tempat galian kabel yang sekarang?” Tanya Pak Rendra lugas.
“Kira-kira masih ada sekitar satu setengah kilo meter lagi Pak. Saat ini progress kita sudah mau memasuki bekas camp Vietnam. Kemudian menuju kearah lokasi wisata nantinya.” Jawab Randy.
“Hmmm… kalau progress seperti saat ini kapan bisa selesai project ini, berapa anggota kamu sekarang?”
“Saat ini saya cuma punya tiga penggali dan pemasang kabel serta Damar sebagai teknisi disana Pak.” Jawab Randy lagi kepada Pak Rendra.
“Benar Pak…” Damar ikut menjawab seakan-akan menguatkan pernyataan Randy.
“Jadi kira-kira bisa selesai tidak itu pekerjaan tiga hari lagi?” Tanya Pak Lesmana.
“Saya usahakan Pak” Kata Randy. Kemudian Randy diam sejenak.
“Hmm…tapi Pak..” Randy seolah ingin menambahkan.
“Tapi Kenapa?” Pak Rendra berkata.
“Sepertinya kalau anggota kami cuma enam orang dalam tiga hari sangat susah kami untuk menyelesaikannya, paling tidak kami minta tambahan personnel lagi Pak. Mungkin diambil dari project lain.” Randy menjelaskan.
“Benar Pak…benar kata Randy.” Damar menambahkan.
“Randy kamu sebagai Field Engineer yang mengurusi lapangan harusnya bisa mengestimasi kapan pekerjaan akan selesai dari awal, sekarang sudah last minute kunjungan para pejabat negara tinggal empat hari lagi kalau dalam tiga hari proyek kita tidak selesai, terus mereka mau meresmikan apa? Peresmian jaringan listrik yang kita kerjakan sangat penting. Dan kamu harus ingat reputasi perusahaan kita jadi taruhannya.” Rendra menjelaskan.
“Mengerti Pak…” Timpal Randy.