***
"Perkenalkan saya Satya, di samping saya ada Arkan dan Farel. Kami bertiga mahasiswa Fahutan semester tiga dan akan menjadi mentor kalian selama masa MPKMB ini." Ucap Satya membuka pembicaraan umum.
Suasana kelas menjadi lebih tertib karena seluruh mahasiswa/i fokus menyimak pembicaraan.
"Masa pengenalan kampus mahasiswa baru adalah sebuah istilah lain yang menggantikan kata 'Ospek', yang dianggap memiliki stigma negatif di masyarakat awam. Kegiatan ini akan berlangsung selama lima hari sebelum kalian memulai pembelajaran." Papar Farel dengan lebih jelas.
Sementara itu Arkan sibuk membuat denah di papan tulis. Selagi menunggu gambar yang dibuat Arkan selesai, Satya mempersilahkan satu per-satu mahasiswa/i untuk perkenalan di depan kelas.
"Mulai dari pojok sebelah kanan saya, silahkan maju dan perkenalkan diri di depan teman-teman." Ucap Satya tegas.
Satu per-satu maju lalu memperkenalkan diri dengan bahasanya masing-masing. Ada yang menggunakan bahasa Indonesia dengan benar tapi logat daerahnya masih kental, ada juga yang belum bisa menggunakan bahasa Indonesia. Beragam bahasa dari berbagai daerah di Indonesia berkumpul di dalam satu kelas. Mereka pun sangat antusias dan saling memberikan tepuk tangan.
Kini giliran Gita, dia maju dan mulai memperkenalkan dirinya.
"Saya Gita dari Jakarta." Hanya satu kalimat yang Gita ucapkan dengan ekspresi wajah yang datar. Tentu saja membuat kesan pertamanya terlihat seperti perempuan jutek dan menyebalkan.
Sebelum kembali ke tempat duduknya, Gita mendengar suara seseorang yang membuatnya diam di tempat.
"Tunggu dulu!" Ucap Satya
Gita menoleh, meliriknya dengan tatapan malas.
"Kamu pakai kaus kaki tapi alasnya sandal, maksudnya apa?" Tanya Satya memberi penekanan pada setiap katanya.
Otomatis Gita menjadi sorotan semua mata, ia pun melihat ke bawah. Dan benar saja, ia tidak sadar bahwa ia berjalan memasuki kampus dengan kaus kaki hitam yang dibalut sandal Arei ukuran 40 itu.
Seisi kelas menertawai Gita, pasalnya sebelum pelaksanaan MPKMB sudah diedarkan peraturan kampus di laman pemberitahuan online, tentang apa yang boleh atau tidak dilakukan selama menjadi mahasiswa di kampus itu.
Walaupun gugup dan malu. Gita berusaha tenang menjawab pertanyaan Satya.
"Oh iya ka, maaf. Tadi saya lupa." Jawabnya santai tapi tetap hormat, ia tidak menunjukkan sikap yang semena-mena, walaupun terkesan dingin dan jutek, tapi ia berusaha sopan.
"Gak ada alasan, karena sudah diberi peringatan dan kamu lalai, maka saya anggap ini sebuah kesalahan. Kamu tetap berdiri di sana." Ucap Satya dan kemudian dia kembali memperhatikan mahasiswa/i di dalam ruangan.