Renata Keyla

Fiha Ainun
Chapter #23

PLEASE! DON'T COME BACK AGAIN

Gue berjalan begitu saja melewati Devin yang sepertinya sengaja berdiri di depan kelas. Sial! Padahal gue sengaja berangkat pagi-pagi sekali, sengaja menghindar bertemu Devin karena gue tahu kalau Devin hari ini ada kelas pagi juga. Tapi nasib berkata lain, ternyata Devin sudah ada di kampus sekarang. Dan sialnya, dia sudah stand by di depan kelas gue. Dia mau apa coba kalau bukan mau menunggu gue?

"Natt," panggil Devin ketika gue melangkah begitu saja melewatinya.

Devin langsung ikut masuk ke kelas yang sialnya belum ada siapa-siapa di sini. Ahh! Gue merutuki diri sendiri. Kalau keadaannya seperti ini malah buat gue sangat susah untuk menghindari Devin.

"Natt, gue mau ngomong sama lo," serunya begitu gue mulai duduk di salah satu kursi.

Gue langsung membuka buku-buku yang gue bawa seolah mengabaikan ucapan Devin.

"Natt," panggil Devin lagi lalu kini berdiri tepat di hadapan gue, sementara gue tetap diam enggan untuk menjawab panggilannya.

"Natt!" Kali ini Devin mengambil buku yang ada di genggaman gue dengan sekali sentakan.

Gue tertegun. Sial! Kali ini, apa yang harus gue lakukan?

"Gue mau ngomong sama lo!" lanjutnya sambil mendekatkan wajahnya ke gue dengan tatapan intens.

Gue meneguk saliva dengan berat. Tatapannya, kenapa Devin menatap gue seperti itu? Gue bingung, dan juga takut.

Sebenarnya Devin ingin membicarakan apa lagi sih! Masalah kemarin? Gue kan sudah mengatakan padanya kalau gue sudah tak mau ikut campur lagi.

Gue berdeham sebentar. "L-lo mau ng-ngomong a-apa?" tanya gue dengan gugup. Jelas saja gue gugup, Devin ini belum juga menjauhkan wajahnya dari gue. Apa kabar jantung gue coba? Astaga! Gue lupa, gue harus ingat posisi. Devin pacar Yuna!

"Vin! Bisa nggak lo jauhin muka lo?" tanya gue yang lebih ke memerintah Devin untuk menjauhkan wajahnya.

Mendengar ucapan gue, Devin langsung tersenyum miring. "Kenapa? Muka gue ganteng, ya? Udah jatuh cinta lo sama gue?" tanyanya sambil terus menaik turunkan alisnya.

Gue melotot dan sontak langsung menjauhkan wajah Devin dengan tangan gue. Devin memang kurang ajar. Kenapa dia masih berani menggoda gue sementara posisi dia sekarang sudah menjadi pacar orang lain!

Devin terkekeh pelan lalu langsung duduk di bangku sebelah gue. "Gue mau ngomong."

Gue menggerutu pelan lalu segera memalingkan wajah. "Mau ngomong apa sih!" seru gue sambil melipat tangan di depan dada.

"Masalah kemarin," jawabnya.

Gue cuma menatap Devin dengan tatapan malas. "Gue kan udah bilang, gue gak mau lagi ikut campur sama masalah kalian."

"Tapi lo harus tau, Natt. Biar lo gak salah paham lagi ke gue."

"Ya bodo amat!" Gue menimpali. "Mau gue salah paham atau nggak, toh itu gak penting. Gak ngaruh juga, kan sama kehidupan lo!"

Devin menunduk sambil menghembuskan napas pelan lalu kembali mendongak menatap gue. "Jelas ini berpengaruh sama kehidupan gue."

"Vin, gue mohon--"

"Gue sama Juna saudara tiri."

"Eh?" gue langsung melotot tak percaya mendengar ucapan Devin.

Ya Tuhan! Apalagi ini? Belum cukup kah Tuhan memberikan kejutan ke gue?

"Gue sama Juna saudara tiri, Natt," seru Devin lagi kembali memastikan kalau ucapannya itu benar.

"Serius?" tanya gue tak percaya.

Devin mengangguk. "Nyokap gue sama bokapnya Juna menikah satu tahun lalu."

Lihat selengkapnya