Renata Keyla

Fiha Ainun
Chapter #26

WHAT?

Gue melangkah terburu-buru untuk keluar kelas. Namun sial, karena tidak berhati-hati, alhasil gue menabrak seseorang. Beruntung buku-buku yang tengah dipegang ini tidak sampai berjatuhan.

"Maaf," seru gue sambil menatap orang yang gue tabrak. Namun, mata ini sukses melotot ketika melihat siapa orang yang gue tabrak tadi. Dia adalah Kak Juna.

Kak Juna hanya bersikap datar lalu melengos pergi. Namun langkahnya langsung terhenti ketika gue memanggilnya.

"Kak Juna!" Gue memanggil dengan sedikit berteriak supaya dia menghentikan langkah.

Kak Juna memang kini langsung menghentikan langkah, namun dia masih tetap diam tak menoleh sedikit pun ke arah gue.

"Mau ngobrol sebentar sama aku?" tanya gue yang kini langsung membuat dia jadi menoleh.

Gue langsung memasang wajah senyum ramah, dan terlihat Kak Juna jadi sedikit kikuk saat ini. Dia perlahan menganggukkan kepala yang membuat gue jadi semakin menyunggingkan senyum.

***

Gue menyeruput segelas teh hangat yang tadi dipesan sambil sesekali melirik ke arah Kak Juna yang duduk tepat di hadapan gue. Suasana di antara kami sangat terlihat akkward sekali. Mungkin karena sudah sangat lama kita tak pernah duduk berhadapan seperti ini.

Gue berdeham untuk mencoba memecah keheningan di antara kami.

"Kok kita jadi canggung gini , ya?" tanya gue disusul kekehan.

Kak Juna yang melihat gue tertawa langsung ikut tertawa juga. Mungkin dia juga benar-benar merasakan kecanggungan di antara kami.

"Biasanya kita gak pernah secanggung ini," seru gue yang sontak langsung dijawab anggukan oleh Kak Juna.

Kami kembali diam seolah larut dalam pikiran masing-masing. Gue ingin mengatakan sesuatu pada Kak Juna, tapi gue bingung harus memulainya dari mana.

"Natt." panggilan Kak Juna refleks membuat gue langsung mendongak menatapnya. "Maafin Kak Juna," serunya sambil menunduk. Terdengar sedikit helaan napas dari mulutnya.

Gue tersenyum setelah mendengar ucapannya barusan. "Gak ada yang perlu minta maaf dan memaafkan lagi, Kak." Gue menjawab, membuat Kak Juna jadi menatap gue..

"Tapi Kak Juna salah. Waktu itu--"

"Udah, Kak." Gue menyela ucapannya. "Gue tau Kak Juna gak pernah sejahat itu. Itu semua Kak Juna lakuin biar aku jadi benci Kak Juna, kan?" tanya gue, membuat Kak Juna jadi langsung terdiam. "Kenapa, Kak? Kenapa Kak Juna malah buat aku jadi benci Kak Juna waktu itu?"

Kak Juna menunduk lalu terkekeh pelan. "Emang keliatan banget, ya kalo Kak Juna sengaja ngelakuin itu?"

Gue tersenyum. "Selama ini Kak Juna selalu tulus sayang sama Natt, mana mungkin aku gak curiga kalo Kak Juna sengaja lakuin itu."

"Iya, aku sengaja," jawab Kak Juna sambil kembali menatap gue. "Aku tau sampai kapan pun kamu gak bisa berpaling dari Devin."

Oke, sekarang gue jadi mengetahui satu fakta lagi. Kak Juna sengaja membuat skenario seolah dia menyakiti gue hingga gue bisa bersama Devin kembali. Untuk apa? Bukankah dia juga selama ini berjuang buat mendapatkan hati gue? Tapi kenapa dengan gampangnya dia ingin menyerahkan gue kembali pada Devin?

Tapi lihat lah, bahkan sekarang setelah Kak Juna melepas gue, Devin pun tak kembali ke sisi gue.

"Kamu udah tau kan kalo Kak Juna sama Devin saudara?" tanya Kak Juna yang gue jawab dengan anggukan.

Kak Juna menghela napas pelan lalu kembali menatap gue. "Kamu kaget?"

Gue tersenyum lalu mengangguk. "Awalnya aku kaget. Tapi, ya lambat laun aku mulai ngerti kok."

Gue kembali menyeruput teh hangat sebentar. "Kak." Gue memanggilnya.

Kak Juna kembali menatap gue sambil meminum minuman yang tadi dipesannya.

"Mulai sekarang, bisa kan kita bersikap kayak biasa lagi," pinta gue. "Maksudku, kita gak usah canggung kayak kemarin-kemarin lagi. Ya, bisa kan kita bersikap kayak biasa?"

Kak Juna otomatis langsung tersenyum. "Iya, Kak Jun juga gak mau ada kecanggungan lagi di antara kita berdua," jujurnya, membuat gue menyunggingkan seulas senyum tipis.

"Oh, ya," seru Kak Juna. "Sekarang, gimana hubungan kamu sama Devin?"

Gue tersenyum miris. "Sekarang udah beda, Kak. Gue udah gak sedeket dulu sama Devin."

"Serius?" tanya Kak Juna tak percaya.

Gue mengangguk. "Devin sekarang udah punya pacar."

"Masa sih?" tanya Kak Juna lagi. "Gue baru tau kalo Devin udah punya pacar."

Gue terkekeh pelan. "Kak Juna kan gak sedeket itu sama Devin. Makanya Kak Juna gak tau," seru gue yang membuat Kak Juna ikut terkekeh pelan.

Lihat selengkapnya