Menawan. Itulah yang mungkin Vae pikirkan ketika melihat bulan purnama di atasnya. “Setidaknya dunia memberikanku perpisahan yang indah.” mulutnya bergetar. Angin merenggut topi yang ia gunakan di kepalanya, sama seperti kedua orang tuanya yang merenggut kehidupan yang ia miliki.
Vaeshya Alexis adalah putri tunggal dari keluarga yang sangat kaya. Ayahnya lah yang memiliki perusahaan yang cukup besar. Meskipun demikian perlakuan yang ia dapatkan dari keluarga tersebut sangat lah buruk. Tidak… tidak bisa dikatakan hanya ‘buruk’ tapi ‘PARAH’. Hubungan keluarga di sana bukanlah hubungan yang normal, malah seperti hubungan perkantoran dimana bos lah yang berkuasa.
Sang ayah adalah tipikal orang yang hanya hidup untuk mengejar karir, hanya menikah untuk mengejar nafsu. Sang ibu? tipikal orang yang mengejar pria hanya demi harta, tidak ada tempat untuk cinta di dalam kamusnya. Orang orang seperti itulah yang memegang kontrol atas kehidupan yang dimiliki oleh Vae. Yang lebih parah lagi adalah rumor yang muncul ditengah-tengah kehidupan mereka.
Singkat cerita, ada bawahan dari perusahaan musuh yang mengaku bahwa Vae adalah anak pria tersebut hanya karena warna mata mereka yang sama sama biru. Memang tidak ada bukti yang jelas mengenai hal tersebut. Namun, mengingat bahwa kedua orang tua Vae memiliki mata berwarna hitam, hal tersebut tentunya menjadi perbincangan publik. Masyarakat mulai berspekulasi bahwa mata yang Vae miliki bukan berasal dari kedua orang tuanya. Tentunya itu membuat sang ayah meledak. Memang sebelumnya sang ayah sudah mengaku bahwa ada anggota keluarga terdahulunya yang memiliki mata berwarna biru. Namun karena masyarakat sudah mulai bergosip gosip ria, rumor tersebut sudah mulai dianggap benar. Karena kekacauan itu, pria tersebut langsung berakhir di kantor polisi.