Rengkuh

Lily N. D. Madjid
Chapter #8

Bab 8 Bunda Di Mana?

"Jadi, Bunda pergi ke mana?"

"Nggak tahu, Kak, tadi Jeihan pulang rumah udah kosong. Semua dikunci termasuk kamar Kak Jati. Untung aja Bu Dibyo terus lewat, trus suruh aku ambil kunci di rumah dia. Katanya tadi Bunda titip kunci.”

Aku tertegun. Ya ampun! Bunda pergi? Ke mana?

"Kak? Kakak? Kok diam aja?”

"Hah? Iya, iya gue dengar kok. Ini gue lagi mikir dulu harus gimana."

"Iya, Kak. Jei juga bingung. Kira-kira Bunda pergi ke mana ya? Nggak biasanya. Ditelpon juga nggak diangkat.”

"Kak Jenar udah lo telpon juga? Siapa tahu dia tahu Bunda ke mana."

"Yaelah, Kak Jati. Kak Jenar aja lagi marahan gitu sama Bunda. Dia—”

"Ya coba aja tanyain dulu, kali aja dia tahu,"

"Udah Jeihan telpon, Kak. Kak Jenar nggak tahu menahu soal perginya Bunda hari ini.”

"Terus Jeihan harus gimana nih, Kak?”

"Ya udah lo tunggua aja dulu di rumah. Gue 'kan masih kerja."

"Ya tapi Kak Jati nanti jangan pulang malam-malam kayak biasanya. Jeihan takut sendiri. Sekarang aja Jeihan di kamar Kakak, gak berani masuk ke rumah, ah.”

"Iya, iya. Nanti gue nggak akan pulang malam-malam."

"Janji loh”

"Iya Kak Jati janji."

“Ya udah, udah dulu ya, Kak. Nanti pulsa aku abis.”

Jeihan memutuskan sambungan telepon. Kuremas rambutku pelan. Ck! Masalah apa lagi sih ini? Kenapa di keluargaku selalu aja bermunculan masalah.

Huh! Masalah Kak Jenar memutuskan pertunangan dengan Bang Rifqi saja belum selesai, malah menyisakan retaknya hubungan keluarga kami dan keluarga Bang Rifqi. Lalu disusul dengan Kak Jenar yang menjalin hubungan dengan laki-laki tukang peras sialan itu. Kemudian Babeh dan Bunda yang bertengkar hebat. Dan sekarang? Bunda pergi? Dia menghilang tanpa pesan, tanpa berkabar. Lalu apa lagi?

Ampun dah!

Apa sih yang terjadi di keluarga ini. Dosa apa yang membuat masalah sepertinya tidak bosan-bosannya menghampiri?

Hfffttt... 

Kalau sudah begini aku harus bagaimana? Sialnya, satu orang yang seharusnya bertanggung jawab penuh pada terhadap keluarga ini, semakin jarang saja menampakkan diri di rumah.

Aarrgh!

Tiba-tiba saja aku jadi merasa ingin makan orang. Hih!

***    ***   ***

Lihat selengkapnya