"Dengar, gue punya kabar bagus!"
Ogay memasuki ruang studio dengan senyum selebar wajah. Oke, tentu saja itu kiasan, Guys. Memangnya kalian pikir dia Joker? Kami yang sudah berkumpul sejak tadi untuk latihan tentu saja jadi mengalihkan perhatian kami padanya. Penasaran.
"Kabar apaan, tuh?"
"Dengar ...." Ogay tak meneruskan kalimatnya. Dia menatapi kami satu persatu. Hih! Sok dramatis banget 'kan? Dia memang suka begitu, cari-cari perhatian. Minta dijitak memang. Ha-ha. "Jadi, gue udah ditelepon sama Om Rudy tadi. Hasilnya—"
"Apa keputusannya?"
"Yaelah, ini baru mau gue bilang! Sabar, Brow. Nih, hasilnya, Empty Room lolos audisi. Kita lolos!"
Yes!
Semua orang berseru gembira. Ya, kami semua senang. Tidak sia-sia kami berlatih selama ini, bahkan selalu hingga larut malam. Panji sampai berjingkrak-jingkrak saking senangnya. Aku tahu, dia yang paling mengharapkan ini. Honor yang akan kami terima sebagai homeband di cafe milik Om Rudy ini cukup lumayan. Itu bisa membantu Panji yang selama ini memang selalu sibuk mencari lowongan pekerjaan tapi tak juga mendapat panggilan. Band kami, Empty Room ini, bisa dibilang akan menjadi jalan pedang baginya.
"Woi, gue belum selesai, Guys!"
"Apalagi?"
"Tapi bukan hanya kita aja yang lolos."
"Lha terus?"
"Ada satu band lagi, band cewek-cewek."
"Jadi? Gimana?"
"Ya, gitu. Dari empat hari dalam seminggu yang akan ada jadwal live musicnya, dibagi dua untuk kita dan mereka. Kita dapat jadwal hari Senin dan hari Sabtu, alias malam Selasa dan malam Minggu ya. Lalu mereka, para cewek ngisi malam Sabtu dan malam Senin. Begitu info dari Om Rudy."
"Hari Senin ada jadwal live juga?" Panji bertanya heran.
"Eit jangan salah. You know, Monday is monster day. Konon banyak orang yang mengaku, merasa mendapat tekanan lebih besar di kantornya pada hari Senin. Nah, biasanya setelah itu mereka bakal cari tempat untuk merefresh diri. Ini peluang, Bro."