"Assalamualaikum!"
Satu suara terdengar mengucap salam. Aku menjawab sambil terus melanjutkan aktivitasku membuat coretan kecil di buku catatan—ya, hanya ini kesibukan yang dapat kulakukan untuk mengusir jenuh. Tanpa melihat pun aku sudah tahu siapa yang datang. Itu Satria.
"Lagi apa, Bro?" Satria menghempaskan tubuhnya di sebelahku. Kemudian menjulurkan lehernya, mencoba mengintip apa yang sedang kutulis. "Lagu baru?" tanyanya. Aku mengedikkan bahu.
"Curat-coret aja. Ngilangin suntuk," jawabku datar.
"Hei? Kenapa lo, lesu begitu?" Satria meninju bahu kananku pelan. Aku diam, terus saja melanjutkan tulisanku. "Yaelah, Jati." Satria menyenggol bahuku lagi, lalu merebahkan diri di kasur.
Mungkin dia malas juga melihat sikapku yang seperti ini, tetapi mau bagaimana lagi. Aku sedang enggan melakukan apa-apa. Bahkan aku sedang enggan untuk bicara.
Akhirnya, Satria mengeluarkan earphone dari sakunya. Menghubungkannya dengan ponsel, kemudian mulai memutar lagu-lagu yang ada di playlist ponselnya. Kepalanya mengangguk-angguk mengiringi lagu yang sedang ia dengarkan. Mulutnya pun ikut menyanyikan lirik lagi tersebut.
Made a meal and threw it up on Sunday
I've got a lot of things to learn
Said I would and I'll be leaving one day
Before my heart starts to burn
So what's the matter with you?
Sing me something new
Don't you know, the cold and wind and rain don't know
They only seem to come and go away
Times are hard when things have got no meaning
I've found a key upon the floor
Maybe you and I will not believe in
The things we find behind the door
So what's the matter with you?
Sing me something new
Don't you know, the cold and wind and rain don't know
They only seem to come and go away
Stand by me, nobody knows the way it's gonna be
Stand by me, nobody knows the way it's gonna be
Stand by me, nobody knows the way it's gonna be
Stand by me, nobody knows
Yeah, nobody knows the way it's gonna be
If you're leaving will you take me with you