Rengkuh

Lily N. D. Madjid
Chapter #26

Bab 26 Para Sahabat

Satria menatapku lekat. Entah apa yang ada dalam pikirannya saat ini, melihatku dengan keadaan seperti ini. Mengenakan baju tahanan berwarna gelap yang sedikit kebesaran di tubuhku, rambut yang mulai memanjang, juga wajah yang dipenuhi bulu kasar karena belum bercukur setelah satu minggu lebih mendekam di dalam tahanan. Aku mencoba memberikan senyum terbaik yang kupunya. Satria balas tersenyum. Namun, jelas kulihat pancaran rasa iba menggumpal di wajahnya.

“Bagaimana keadaan lo?” tanyanya kemudian.

“Yaaa, begini ini.” Aku menggedikkan bahu memberi isyarat agar ia menyimpulkan sendiri keadaanku.

“Gak buruk-buruk amatlah.” Satria terkekeh, mencoba menghiburku. “Gue tau lo bakal kuat menghadapi ini.”

“Yaaa … mudah-mudahan, Sat. Doakan ajalah.”

“Kapan sih gue gak doain elo? Selalu, Jati. Anak-anak yang lain juga begitu. Mereka berharap lo bisa lolos dari kasus ini. Mereka malah kesal, kok bisa-bisanya elo yang ditetapkan sebagai tersangka. Padahal si Arai yang sudah bikin lo ancur, bahkan koma.” Satria memelankan kalimat terakhirnya sambil mencondongkan tubuh ke arah jeruji pembatas yang memisahkan kami dalam sel kecil ini.

“Nyatanya, memang gue yang menyerang bajingan itu duluan, Sat. Dalam pandangan hukum, si Arai-lah korbannya, dan dia bisa saja dianggap tidak bersalah dengan alasan membela diri dari serangan yang datang tiba-tiba ….”

“Apa lo bilang begitu saat di-BAP kemarin?” Satria berbisik.

“Ya enggaklah.”

“Bagus.” Satria masih memelankan suaranya. “Jangan gegabah saat menjawab pertanyaan mereka. Apalagi saat di persidangan nanti. Takutnya, apa yang lo katakan malah memberatkan lo nantinya.”

“Ya, gue tahu itu.”

“Kemarin, Ogay ngobrol sama gue.”

“Oya?”

“Ya. Dia lagi ngusahain seorang pengacara buat mendampingi lo menghadapi kasus ini.”

Lihat selengkapnya