Renjana pada Bahagia

Shaalila
Chapter #1

1

Keadaan gedung jurusan Manajemen pagi ini terbilang cukup padat. Selain karena jam pergantian mata kuliah, juga banyaknya mahasiswa tingkat akhir yang menunggu giliran untuk bimbingan skripsi membuat gedung makin terlihat sesak. Tidak hanya di kursi yang tersedia, mereka bahkan rela duduk di lantai tanpa alas untuk menunggu giliran untuk bimbingan.

Semua mata tertuju pada pintu masuk gedung saat seorang dosen dan sekretarisnya berjalan masuk. Para mahasiswa yang merupakan anak bimbingannya langsung bersiap berdiri dengan senyuman untuk menyambutnya.

"Shadee, Prof. Panji tuh!"

Shadee yang sedang menggulirkan layar ponselnya langsung menengok dan bersiap berdiri mendekat. "Makasih, Kika!"

Shadee ikut berdiri juga dengan senyum seperti mahasiswa lainnya. Ia melihat Profesor Panji memegang satu draf skripsi yang entah milik siapa. Harap-harap cemas, mereka semua berharap draf tersebut milik mereka agar bisa bimbingan lebih dulu dibandingkan dengan yang lainnya.

"Selamat pagi, Prof." Sapa para mahasiswa sembari menyalami Profesor Panji.

"Pagi," Jawabnya. "Ah, kamu Shadee, kan? Kebetulan saya lagi baca skripsi kamu. Ayo, kamu bimbingan duluan."

Terdengar suara kekecewaan dari lima mahasiswa lainnya yang harus menunggu giliran. Sedangkan Shadee, matanya berbinar senang sembari ikut berjalan tepat dibelakang Profesor Panji dan sekretarisnya.

Profesor Panji masih mengobrol dengan beberapa dosen lainnya setelah masuk ruangan. Ruangan miliknya sesungguhnya ada di gedung Dekanat, itu sebabnya Shadee tetap berdiri di dekat meja membiarkan Profesor Panji bersenda gurau dengan temannya yang pasti jarang sekali ia lakukan. Hingga beberapa saat kemudian, Profesor Panji kembali ke mejanya dan mempersilakan Shadee untuk duduk.

"Shadee Renjana," Profesor Panji mulai membuka draf skripsi milik Shadee. "Kamu ini kenapa? Lagi ada masalah?"

"Nggak ada, Prof."

"Hasil penelitianmu kenapa begini? Hasil perhitungan kamu di lampiran juga saya rasa ada yang keliru," Kata Profesor Panji sembari menunjukkan bagian hasil penelitian. "Saya jadi menyesal karena nggak hadir waktu seminar hasil kamu minggu lalu. Ah, kenapa pembimbing dua dan dosen pembahas menilai skripsimu bagus, sih?"

Shadee diam, menunggu Profesor Panji menjelaskan letak kesalahannya.

"Kita abaikan dulu bagian hasil penelitian, karena hasil penelitian nggak akan salah kalau hasil hitunganmu benar," Shadee berusaha memperhatikan tanpa mengeluarkan suara sedikit pun. "Di lampiran lima dan tujuh, kamu yakin angkanya segini? Kamu hitung manual atau pakai program yang saya suruh?"

"Pakai program, Prof. Saya juga nggak mampu hitung manual kalau datanya banyak begini. Bisa nambah minus mata saya."

Lihat selengkapnya