Renjana pada Bahagia

Shaalila
Chapter #2

2

Nihil.

Sudah satu minggu berlalu dan Shadee masih belum bisa bertemu dengan Ganesh. Pesan pribadi yang ia kirimkan di Instagram bahkan masih belum dibaca sampai sekarang. Nomor ponsel yang diberikan Kika tidak aktif, dan beberapa sosial media yang lain juga sama sekali tidak membantu. Jadi lah sekarang Shadee pasrah untuk menghadap Profesor Panji tanpa perubahan apa pun.

"Shadee," Suara Mbak Eka—sekretaris Profesor Panji—menyadarkan Shadee dari lamunan. "Giliranmu." Segera ia bangkit dan masuk ruangan untuk menemui pembimbingnya.

"Permisi," kata Shadee saat ia masuk.

"Nah, Shadee. Kenapa skripsimu nggak ada?" tanya Profesor Panji tepat setelah Shadee duduk.

"Itu... Prof., saya masih belum bertemu dengan Ganesh. Makanya saya masih belum menaruh kembali skripsi saya."

"Belum bertemu atau memang kamu nggak berusaha untuk ketemu?"

"B-beneran, Prof! Saya udah coba hubungi lewat Instagram, twitter, sampai facebooknya juga nggak ada respon. Nomor yang diberikan teman sekelasnya pun nggak aktif. Saya sampai pusing harus menghubunginya melalui apa lagi." Jelas Shadee panjang lebar.

"Kenapa kamu nggak datang ke rumahnya?" tanya Profesor Panji seraya mengeluarkan ponselnya. "Kalau mereka kasih nomor Ganesh yang lama, sampai kiamat pun nggak akan bisa dihubungi."

Shadee diam, tidak berani menjawab. Ia hanya bisa menunggu Profesor Panji kembali berbicara.

"Halo, Ganesh," Shadee menatap Profesor Panji yang ada didepannya dengan sedikit tidak percaya. "Besok jam sepuluh kamu datang ke kedai donat DeoDonuts yang ada di mall dekat kampus. Ada yang mau bertemu. Jangan telat!"

"Kenapa Profesor nggak langsung menghubungi Ganesh aja dari minggu kemarin? Ya ampun..." kata Shadee berusaha protes.

"Saya mau lihat sejauh mana usaha anak bimbingan saya untuk mendapat satu informasi. Kamu tadi dengar, kan? Besok datang ke Deodonuts jam sepuluh pagi, temui Ganesh. Saya yakin kamu udah tau orangnya dari Instakilo," jawabnya. "Ini nomor ponselnya. Saya kasih waktu satu minggu lagi. Pokoknya minggu depan saya mau skripsi kamu sudah tidak ada kesalahan lagi. Mengerti?"

Shadee mengangguk. "Mengerti, Prof. Kalau begitu, terima kasih. Saya permisi."

Lihat selengkapnya