Blurb
Jarak hanyalah perwakilan kata, hati adalah penentunya. Kadang kala juga keadaan, intinya tidak ada yang pasti.
"Tin, Pada akhirnya cinta itu akan abadi. Seberapa kuat hari ini kau bertahan merupakan kekuatan sebenarnya" Rekaman berakhir. Tini terdiam menatap keluar jendela ruang kerja Burhan.
Ia menggerutu dalam hati, menyimpan dalam-dalam peluh yang datangnya terus berulang. Mengantongi jejak-jejak hasil perintisan hubungan mereka, benar kata Burhan. Cinta itu abadi, hanya perihal siapa yang lebih dulu pergi.
"Jadi, apa yang bisa aku tinggalkan?" Tulisnya dibalik surat Burhan yang ia baca pertama kali.
"Kau meninggalkan satu hal, seharusnya kita bersama sekarang"
"Memadu kasih, bertukar pikiran dan membesarkan benih"
"Burhan..."
Semakin sunyi malam, Tini memeluk dirinya sendiri, menutup horden maron yang sudah sebulan tidak di tutupnya. Cinta abadi, tetapi siapapun yang hidup dan bertahan haruslah memilih untuk menutup dan menemukan keabadian lain.