Koloni kini berada di bawah kekuasaan SKT sepenuhnya. Reformasi yang pernah dijanjikan tinggal menjadi catatan di arsip yang jarang dibaca. Semut Agung muncul sebagai pemimpin teknokratis menyusun rencana, menyebut jargon, dan memberi nasihat seolah menata semesta, padahal hanya menata lorong-lorong kecil yang bisa dijangkau antenanya.
Sejarah direvisi. Dewan Tanah dicatat sebagai kelompok ekstremis yang terlalu ambisius. Semut Hitam No. 47 dicoret dari catatan keberhasilan koloni, diganti dengan cerita tentang ancaman yang pernah ia timbulkan. Ratu lama, yang dulu dibenci, bahkan dicatat sebagai pemimpin yang bijak setidaknya sampai kini koloni membutuhkan stabilitas yang rapi.
Di permukaan, semuanya tampak damai. Lorong-lorong bersih, jalur logistik berjalan lancar, dan selebaran-daun baru terus menegaskan“Stabilitas adalah keselamatan, patuhi petunjuk yang jelas.”
Namun di antara rakyat, bisik-bisik kecil mulai muncul. Semut muda, yang pernah merasakan getaran reformasi, berbicara dengan hati-hati.
“Aku ingat ketika kita bisa menggali terowongan sendiri.”