Republik Semut Pengerat

Nawala
Chapter #16

Kesadaran Terakhir 47

47 duduk sendiri di ruang sempit yang dulu penuh kehidupan. Sekarang hanya ada tanah lembap, dinding yang menahan aroma sejarah, dan kegelapan yang menekan setiap sudut. Ia bukan lagi pemimpin, bukan lagi simbol perlawanan, bukan lagi pahlawan atau kambing hitam ia hanyalah satu tubuh kecil di tengah dunia yang terus berjalan tanpa menunggu persetujuannya.

Di luar, koloni tetap bergerak. Pekerja muda mengangkat tanah, membawa makanan, mengikuti irama yang diperintahkan. SKT berkuasa penuh, Semut Agung tersenyum di ruang tinggi, dan sejarah direvisi. Setiap catatan tentang reformasi, tentang Dewan Tanah, tentang keberanian yang pernah ada, diganti dengan narasi stabilitas dan kepatuhan.

47 menutup matanya dan membiarkan ingatan datang tidak sebagai kilas balik dramatis, tetapi sebagai jejak halus yang menempel di tanah, di antena, di langkah-langkah semut. Ia mengingat tangan-tangan kecil yang menggali terowongan sendiri, getaran-getaran baru yang pernah mereka ciptakan, bisik-bisik keberanian yang nyaris tak terdengar.

Ia tersenyum lirih. Bukan karena kemenangan, bukan karena harapan, tapi karena kesadaran: kekuasaan tidak pernah hilang; ia hanya berubah wajah. Reformasi atau revolusi, lama atau baru, semuanya hanyalah ritual semut kecil yang ingin memberi arah pada dunia yang besar. Dan dunia itu tanah itu selalu lebih tua, lebih dalam, dan lebih sabar daripada setiap pemimpin.

Lihat selengkapnya