Sudah hampir sebulan Karin tak lagi mengajar di lembaga Elegant Melody. Sebagai pengganti aktivitas itu, ia gunakan waktu dengan membaca buku-buku peninggalan ayahnya. Ada tak kurang dari 250 buku koleksi ayahnya yang disimpan di sebuah rak, di kamar ibunya. Buku-buku dari berbagai bidang; budaya, psikologi, sejarah, filsafat, sastra, dan tentu saja musik.Sebagiannya dibawa ke kamar Karin.
Karin menyukai buku fiksi dan musik. Beberapa buku yang tak ada di koleksi ayahnya, ia beli. Kadang ia membuka-buka juga jenis buku yang lain, selain yang ia sukai itu.
Pada suatu ketika, ia membaca tulisan ini: Gunakanlah waktumu untuk memperbaiki diri sendiri dengan membaca tulisan-tulisan orang lain, sehingga engkau akan mendapatkan dengan mudah apa yang orang lain dapatkan dengan kerja kerasnya. Itu ungkapan dari Socrates yang dibacanya di sebuah buku filsafat.
Kini Karin sedang membaca buku Pecundang karya Maxim Gorky yang diambilnya sekitar tiga hari lalu secara acak. Ia sudah sampai di sebuah halaman yang seolah bertolak belakang dengan ungkapan Socrates.
Buku adalah pelampiasan nafsu berahi. Produk pelacuran pikiran. Buku membicarakan apa saja, buku membangkitkan imajinasi dan menciptakan gangguan tak berguna. Ada saat kita memiliki buku-buku sejarah yang baik, kisah-kisah yang ditulis oleh orang-orang sunyi masa lalu. Namun sekarang, setiap buku ingin membuka tabir jiwa manusia; dia akan jauh lebih baik hidup dalam rahasia, dalam daging, dan dalam jiwa jika dia ingin melindungi diri dari keingintahuan yang terlalu besar dan dari majinasi yang menghancurkan keimanan. Hanya dalam usia tua buku tidak berpengaruh terhadap seorang manusia.