Resep Cinta Dalam Doa

EdpDian
Chapter #2

Petunjuk

Malam harinya, di kediaman Albi (Kaira).

Albi, duduk termenung seorang di kursi kayu yang sudah renta, di teras depan rumahnya. Ditemani secangkir kopi hitam yang mulai mendingin. Pikirannya menerawang entah kemana, pandanganya kosong meskipun terarah pada pohon mangga yang berdiri tegak cukup jauh darinya.

Semilir angin berhembus sepoy-sepoy, tak ada satupun bintang. Bulan pun hanya mengintip malu-malu karena tertutup awan mendung. Sesekali kening pria tua itu berkerut, matanya menyipit, terkadang ia juga menghembuskan napasnya berat tanpa sadar. Hatinya gelisah, ada setumpuk pertanyaan yang sebenarnya memenuhi pikirannya.

Albi memegangi dagunya sendiri, lalu mengusap dagu yang hanya ditumbuhi beberapa helai rambut dan mulai memutih itu secara berulang.

"Abi kenapa? Ada masalah?" tanya Silfi, istrinya. Umurnya tak terlalu jauh dari pria tua itu. Hanya tiga tahun lebih muda saja. Entah sejak kapan wanita itu sudah duduk di sisinya, menatapnya dengan kening berkerut.

Albi menoleh, meletakkan tangannya pada pegangan kursi lalu tersenyum simpul.

"Gak ada Ummi." Bohongnya.

"Ada sesuatu di sekolah? Apa di majelis?" tanya Silfi belum puas.

Albi menggeleng, dia lenggang sesaat. Tangan kanannya meraih cangkir kopi yang tinggal setengah dan menyeruputnya perlahan setelah menghirup aromanya dalam.

"Ada sepasang suami istri yang minta Abi buat dicarikan menantu. Pasangan buat putra tunggalnya Ummi."

Silfi menyerngit. Dari tatapannya seolah bertanya. "Lalu? Bukannya sudah biasa?" Tapi mulutnya justru bungkam. Dan Albi, sadar dengan itu.

Lihat selengkapnya