Resep Cinta Miri

Mozze Satrio
Chapter #3

Bab 3

Saat menapaki tangga menuju lantai lima, Miri tidak dapat menahan tawa saat melihat seorang pria jongkok dengan tatapan kosong di depan pintu unit apartemennya. Kemal menguap, lalu menyadari dua pasang mata sedang kegelian melihat gelagatnya.

"Kalau udah nyampe jangan diem aja, dong," protes Kemal, bangkit berdiri. Jihan terkekek, gemas melihat si anak ajaib seperti seekor anak anjing yang tak punya teman bermain.

"Sori, sori. Gue abis dari laundry," ucap Miri, sambil menenteng keranjang laundry dengan kedua tangan. "Nunggu lama, ya, Mal?"

"Nggak juga sih. Cuma tadi ada ibu-ibu ngeliatin gue sambil bawa sapu. Gue takut digebuk," balas Kemal, memberikan ruang bagi Miri untuk membuka kunci pintu. Mesin pengunci berdering setelah Miri menekan kode yang tepat, lalu mengajak kedua temannya masuk ke dalam.

"Oh. Mungkin itu si ibu tua dari lantai bawah. Kadang dia suka patroli," Miri menjelaskan. Ia mempersilakan teman-temannya duduk di sofa, sementara ia berlalu ke kamar untuk meletakkan cucian bersih. Saat muncul kembali, Miri melanjutkan, "Soalnya belakangan ini ada jambret berkeliaran. Kemarin ibu gue hampir kena."

"Hah? Seriusan?" seru Kemal dengan mata membelalak. Ia meletakkan kantung besar di meja konter dapur, mengeluarkan setiap bahan masakan. "Tapi Tante nggak papa kan?"

Miri menyunggingkan senyum. Ia menarik kursi sambil mengamati Kemal yang bersiap untuk memasak makan siang untuk mereka.

"Nggak papa," balasnya. "Kecil-kecil gitu, ibu gue kan ikut latihan bela diri. Buat jaga-jaga. Soalnya perempuan berumur–apalagi janda–lebih rentan jadi sasaran, kan."

"Gue bisa bayangin sih tuh jambret digebuk sama si tante," canda Jihan, ikut bergabung di meja. "Sekarang si tante di mana? Lagi ikut kelas bela diri? Kok belum di rumah?"

Miri menghela nafas dan mengalihkan pandangan ke sekeliling. Rasa gugup menggerogoti tubuhnya, seperti anak ayam yang belum siap untuk keluar dari cangkang. Ini pertama kalinya bagi Miri bicara jujur tentang situasi sang ibu.

"Dia...lagi di rumah pacarnya," jawab Miri jujur.

"Hah?!" Jihan dan Kemal kompak memasang wajah terkejut. Tomat yang dipegang oleh Kemal sampai menggelending ke lantai, lepas dari genggamannya.

Miri mengangkat bahu.

"Sori, ya, gue nggak cerita soal ini. Kalian udah pusing dengerin curhatan gue soal Baskara. Kalau gue cerita nyokap lagi menikmati puber kedua, bisa-bisa kepala kalian meledak," Miri beralasan.

"Wow," gumam Jihan, yang segera disikut oleh Kemal. "Maksud gue–itu berita bagus, kan?"

Lihat selengkapnya