Resep Cinta Miri

Mozze Satrio
Chapter #10

Bab 10

Ketika Miri membuka mata di pagi berikutnya, tubuhnya serasa baru dibanting oleh atlet gulat berulang kali. Punggung dan pinggangnya terasa pegal, otot kaki dan tangannya kaku. Ia mencoba mendorong tubuhnya bangun dari tempat tidur, yang segera disambut dengan udara dingin dari pendingin ruangan di kamar Baskara. 

Ia baru ingat, semalam ia memutuskan untuk menginap di apartemen kekasihnya. Miri menarik selimut menutupi tubuhnya yang masih telanjang. Sambil memijat lehernya yang tegang, ia menyesal karena menuruti gairahnya kemarin malam untuk bercinta dengan Baskara. Citrasnya mereka langsung tidur saja. Tapi, sulit untuk menolak cinta yang melimpah dari calon suaminya, apalagi setelah mereka sempat bersitegang lewat telepon.

Miri memutar bahunya, mencoba membuat otot-otot bahunya lebih rileks. Ia melirik ke arah lantai, mencari-cari jika kemeja Baskara ada di dekat tempat tidur. Ia bergeser ke sisi kekasihnya, yang masih berbaring dengan lelap. Baskara mengerang dari balik selimut ketika Miri menindihnya untuk meraih pakaian yang terlentak di lantai.

“Sori,” bisik Miri di telinga Baskara, lalu mengecup pelipisnya lembut. Miri merentangkan tangannya, berhasil meraih kemeja putih Baskara di lantai. Meski ukurannya kebesaran untuknya, kemeja itu cukup tebal untuk menghangatkan tubuh Miri. 

Perlahan, ia merangkak ke tepi tempat tidur dan meninggalkan kamar Baskara. Ia berjingkat keluar kamar, membuat seminim mungkin suara. Lebih baik ia membiarkan kekasihnya tidur lebih lama. Jika dipaksa bangun, Baskara akan mengomel seharian. Hari ini Miri tidak ingin menghadapi hal itu.

Kekasihnya telah mengambil cuti hari ini agar mereka dapat meluangkan waktu bersama. Setidaknya, hingga jam makan siang. Karena sebagian besar karyawan Nero&Bianco bekerja untuk katering acara Arkate semalam, pemilik restoran memutuskan untuk melonggarkan jam kerja mereka. Restoran baru akan buka kembali setelah jam makan siang, sehingga Miri dapat bersantai pagi ini.

Setelah membersihkan wajah dan menyikat gigi di kamar mandi, Miri memandang pantulan dirinya di cermin. Lelah masih tersisa di kantung matanya yang tebal, serta kulitnya yang terasa kering. Mungkin aku butuh liburan, gumamnya pada diri sendiri. Ia mengikat rambutnya yang lepek dan menyemangati dirinya untuk membuat sarapan hari ini.

Dapur apartemen Baskara bukanlah tempat yang ideal bagi Miri untuk memasak. Meja konternya sempit dan lemari kabinet bagian atas terlalu tinggi untuk tubuhnya yang mungil. Kurangnya cahaya matahari menyebabkan dapur Baskara memiliki masalah kelembaban yang tak kunjung usai. Alhasil, tidak banyak perkakas yang dapat disimpan di lemari bawah karena seringnya barang-barang di dalamnya terinfeksi jamur.

Belum lagi kulkas Baskara yang terlampau besar, tapi jarang diisi. Kecuali Miri mampir untuk memasak, Baskara jarang menyimpan bahan-bahan masakan di dalamnya. Ketika ia membuka kulkas hari ini, hanya tersisa beberapa butir telur, susu, sebungkus roti tawar, dan botol-botol air mineral. Bahkan ada sisa sandwich yang hanya dimakan separuh, terbungkus oleh lembaran plastik.

Miri menghela napas. 

“Bener-bener deh, kenapa sih dia makannya nggak sehat?” ia bergumam. Dengan bahan seadanya, Miri mulai membuat sarapan untuk mereka berdua. Lembaran roti mulai dipanggang di toaster, sementara ia mengaduk beberapa butir telur di wajan. Aroma yang gurih dari telur yang mulai matang membuat Miri lebih bersemangat.

Jika mereka menikah nanti, mungkin hari-hari Miri akan dipenuhi dengan memasak sarapan untuk mereka berdua–dan anak-anak mereka di masa depan. Ia perlu membuat daftar belanja, menyetok kulkas, serta memastikan keluarganya menikmati hidangan sehat. Setelah sarapan, ia akan mengantar Baskara ke pintu depan sebelum ia berangkat kerja, lalu lanjut membersihkan rumah. Miri juga harus memastikan cuciannya telah tergantung di tempat yang teduh tapi cukup mendapat sinar matahari. Ia juga perlu menyiapkan bahan-bahan untuk makan malam, agar tak perlu mulai memasak dari nol.

Miri berhenti mengaduk telur di wajan.

Apakah ia akan menggunakan waktu pagi untuk mengurus rumah dan keperluan Baskara sepanjang hidupnya? Berapa lama waktu yang ia perlukan untuk menyelesaikan semua pekerjaan itu sebelum ia dapat bersiap untuk berangkat kerja?

Lihat selengkapnya